Warga Asal Indonesia di Melbourne Anggap Pemerintah Setempat Gagal Tangani COVID-19

Selain itu, perempuan yang sudah 22 tahun tinggal di Australia ini juga merasa kalau pemerintah antar negara bagian sering "saling tuding-menuding" kesalahan, bahkan ketika 'lockdown' sudah berlangsung.
"Sebagai warga, karena percaya pada pemerintah, kami ingin lebih melihat usaha mereka dalam memperbaiki situasi. Sepertinya mereka terlalu banyak menghabiskan tenaga untuk menjelaskan 'why this should not be on us'," katanya.
Pelonggaran aturan di pedalaman Victoria 'berita baik'
Sementara itu, mulai hari ini (04/06), aturan 'lockdown' telah dilonggarkan di daerah regional Victoria yang mencatat nol kasus aktif.
Ini menjadi berita baik bagi Rebeca Kuncoro, yang tinggal di Ballarat, Victoria bersama suaminya.
"Itu kebijakan yang sangat baik sih ... karena memang kasihan kan untuk toko-toko yang selama ini kalau lockdown yang benar-benar buka cuma untuk esensial sekali," ujarnya.
"Sedangkan sebenarnya kasihan kalau tidak ada kasus tapi toko-tokonya pada tutup," kata Rebeca.
Walau demikian, kebijakan 'lockdown' telah menunda jadwal ujian penyetaraan kedokteran yang seharusnya dilakukan oleh Rebeca di kota Melbourne.
Rebeca juga tidak bisa melakukan kunjungan rutin bulanan untuk berjumpa dengan teman gerejanya.
Bagi sebagian warga Indonesia di Victoria, lockdown keempat membuka mata mereka akan kegagalan pemerintah setempat
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas