Warga di China Tolak Kebijakan Satu Keluarga Bisa Punya 3 Anak
Sementara itu kaum perempuan di China khawatir kebijakan itu hanya akan memperburuk diskriminasi dari majikan yang enggan membayar cuti hamil.
Diskriminasi kehamilan semakin tersebar luas di China. Banyak kasus wanita melaporkan dipecat atau diturunkan jabatannya setelah memberi tahu bos mereka bahwa mereka sedang mengandung.
Beberapa perempuan bahkan dilaporkan dipaksa menandatangani kontrak yang menjanjikan untuk tidak hamil dalam jangka waktu tertentu di pekerjaan baru.
Pada hari yang sama ketika pemerintah mengumumkan akan melonggarkan batas kelahiran, Li Li, seorang manajer tingkat menengah di sebuah perusahaan teknologi di Beijing, disuruh bertemu dengan bosnya.
Sang bos dengan cemas bertanya kepada Li (35) yang sedang hamil anak keduanya, berapa lama tepatnya dia akan cuti hamil.
Dia segera meyakinkannya bahwa dia akan pergi hanya tiga atau empat bulan dan bahwa dia bisa bekerja selama masa cuti, jika perlu.
“Sebagai seorang wanita, Anda secara inheren dirugikan di tempat kerja,” kata Li.
Kebijakan itu, lanjut Li, tidak adil bagi wanita. Bahkan jika pemerintah memang menawarkan lebih banyak tunjangan, Li berkata, dia tidak ingin memiliki anak ketiga.
Warga China tak setuju kebijakan pemerintah yang memperbolehkan memiliki tiga anak dan dua dianggap sudah cukup.
- Hasil VNL 2024: China Dihajar Kanada 1-3
- Sultan Sebut Hubungan Erat Indonesia-China Karena Kecakapan Diplomasi Presiden Jokowi
- VNL 2024: China Membuat AS Tak Berdaya, Brasil Hantam Korea
- Mulus, Cewek-Cewek China Hantam Korea di Week 1 VNL 2024
- Mendag Zulhas Sebut Oil Tanker yang Dibeli dari China Ini Tak Layak, Bakal Dikembalikan
- Menpora Dito: Pencapaian Tim Uber Indonesia Sudah Melampaui Target