Warga Jakarta Layak Tuntut Anies untuk Ganti Kerugian Akibat Banjir

Warga Jakarta Layak Tuntut Anies untuk Ganti Kerugian Akibat Banjir
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau tanggul di Latuharhari, Rabu (1/1/2020). Foto: ANTARA/ Livia Kristianti

jpnn.com, JAKARTA - Warga Jakarta menjadi korban dari terjangan banjir dahsyat pada awal tahun 2020. Warga terdampak banjir sangat merasakan getir betapa mereka tidak berdaya oleh kesalahan yang  pemerintah propinsi (pemprov) Jakarta dalam mengelola anggaran. Hal ini berdampak pada masyarakat miskin makin terpuruk.

“Kalau saja kita keliling sekadar menyusuri kampung-kampung yang terkena dampak banjir parah jakarta, misalnya ekat kampus Universitas Borobudur Kalimalang- Jakarta Timur, maka sangat jelas terlihat korbanya tidak sedikit, mulai dari bantal, bantal guling, kasur, sopa, kursi dan peralatan elektronik,” kata Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA) Samuel F. Silaen kepada awak media di Jakarta, kemarin.

Menurut Silaen, bagi warga yang penghasilannya pas-pasan, banjir yang 'menghantam' rumah dan seisinya, dirasakan betul sebagai penderitaan baru. Harta bendanya habis, karena sudah tidak bisa digunakan lagi.

“Inilah penderitaan warga Jakarta karena pengelolaan anggaran yang ‘ugal-ugalan’,” tegas Silaen.

Anggaran Jakarta yang mencapai puluhan triliun tak mampu digunakan secara maksimal oleh Pemprov DKI untuk menyejahterakan rakyatnya. Anggaran penganangan banjir yang diduga dipotong merupakan bukti nyata Jakarta dikelola tanpa arah, malah mementingkan balapan formula yang jauh dari kebutuhan warga Jakarta.

Menurutnya, Jakarta punya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang banyak jika dibandingkan dengan APBD propinsi lain, tetapi APBD yang banyak tak ada jaminan dapat mengatasi Banjir. “Harus disadari bahwa selama Gubernur Anies memimpin Jakarta di awal-awal diuntungkan oleh peninggalan gubernur sebelumnya,” ungkap Silaen.

Menurutnya, mengapa belum merasakan langsung dari terjangan banjir karena ibarat penyakit itu belum langsung kronis, tetapi seiring berjalannya waktu penyakit itu pun menumpuk. Butuh waktu berproses hingga masuk kepada stadium berat.

“Itulah yang sedang terjadi di Jakarta Raya ini,” ujar Silaen.

Warga terdampak banjir sangat merasakan getir betapa mereka tidak berdaya oleh kesalahan yang pemerintah propinsi (pemprov) Jakarta dalam mengelola anggaran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News