Warga Korban Banjir Cipinang Melayu Diminta Memeriksa Rumah yang Ditinggalkan

Warga Korban Banjir Cipinang Melayu Diminta Memeriksa Rumah yang Ditinggalkan
Petugas Damkar Jakarta Timur menarik perahu karet untuk mengevakuasi korban banjir di kawasan Cipinang Melayu, Rabu (1/1). Foto : Antara/HO-Damkar Jaktim

jpnn.com, JAKARTA - Warga yang menjadi korban banjir di Kelurahan Cipinang Melayu diimbau untuk pulang memeriksa kondisi rumahnya mengingat kondisi banjir sudah surut,

Lurah Cipinang Melayu, Agus Sulaeman mengatakan, warga yang mengungsi di Universitas Borobudur, Jakarta Timur, sudah bisa kembali ke rumah.

Dia khawatir saat banjir surut ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi mengingat kondisi rumah tak berpenghuni.

"Rencana saya mau kembalikan ke rumah masing-masing karena kondisi kali udah mulai surut dan listrik sebagian sudah menyala 80 persen. Takutnya di rumah (listrik) udah nyala tapi aktivitas gak ada, takutnya terjadi arus pendek," kata dia saat ditemui di lokasi pengungsian.

Menurut dia meski diimbau pulang ke rumah, warga tetap bisa datang ke posko jika sewaktu-waktu kembali terjadi hujan deras. Selain itu apabila kekurangan makanan, stok di pengungsian dipastikan tercukupi.

"Jadi ketika air naik, silakan mereka datang ke sini, sudah siap semuanya," kata dia.

Menurut dia, bantuan dari instansi pemerintahan maupun swasta terus berdatangan. Mayoritas bantuan berupa makanan serta sandang. Untuk kebutuhan bayi pun dia menjamin telah terpenuhi.

Adapun jumlah pengungsi yang berada di Universitas Borobudur mencapai 926 jiwa dengan rincian 467 laki-laki dan 259 perempuan. Di antara ratusan itu, 51 orang merupakan lansia, 114 balita dan delapan ibu hamil.

Warga korban banjir di Cipinang Melayu diminta memeriksa rumah karena kondisi debit air sudah surut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News