Warkop Haji Anto Kendari, Kisah Kesungguhan Berikhtiar dan Keunikan Berpromosi

Warkop Haji Anto Kendari, Kisah Kesungguhan Berikhtiar dan Keunikan Berpromosi
Warkop Haji Anto 1 di Kendari, Sulawesi Tenggara. Foto: La Ode Muh. Deden Saputra/JPNN.com

Haji Anto meyakini selera orang Sulsel dan Kendari tak berbeda karena sama-sama berlidah Sulawesi. Buktinya, masyarakat Kendari sangat menggemari masakan khas Sulsel, seperti coto makassar, konro, dan songkolo.

Syahdan, Haji Anto membuka warung kopi pertamanya di Kendari pada 2007. Lokasinya di Jalan Saranani, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga.

Namun, Warkop Haji Anto tak serta-merta kebanjiran pengunjung. Menurut Haji Anto, saat itu sebagian masyarakat Kendari belum tahu tentang warung kopi.

Bisa jadi, kata dia, warga Kendari yang pernah bepergian ke luar daerah saja yang paham soal warung kopi dan jajajan di dalamnya. Hal itu tak mengurangi kesungguhan Haji Anto dalam berikhtiar.

Akhirnya, Haji Anto memberanikan diri mempromosikan warung kopinya melalui koran setempat. Sebelum 2010, koran masih merupakan bacaan utama di Kendari.

"Saat itu setiap kantor ataupun instansi wajib membaca koran. Jadi, sasarannya bagaimana seluruh orang di kantor wali kota hingga OPD (organisasi perangkat daerah, red) bisa tahu ada warung kopi di Kendari," kata Haji Anto.

Nasib baik berpihak pada Haji Anto. Dia memperoleh tempat strategis untuk membuka usahanya, yakni di dekat pusat perbelanjaan dan perkantoran.

Selain itu, pada 2007 pula Kendari untuk pertama kalinya menggelar pemilihan wali kota secara langsung. Warkop Haji Anto pun menjadi tempat masyarakat Kendari membicarakan berbagai hal, termasuk soal pilkada.

Haji Anto merintis usaha warung kopinya sejak 2007. Kini, dia memiliki tiga cabang warkop yang menjadi langganan para pejabat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News