Warsito Sanyoto, Pengacara Langka Spesialis Kejahatan Asuransi
Tangani Rekayasa Kapal Tenggelam hingga Pemalsuan Kematian
“Sampai ada sindikat kejahatan asuransi di Indonesia. Mereka ahli dalam merekayasa klaim asuransi,” ungkap Warsito.
Sindikat tersebut biasanya piawai memetakan berbagai modus rekayasa klaim. Mereka terorganisasi dengan baik. Ada yang bertugas memalsukan surat dokter, ada yang mencari korban, dan ada pula penyandang dana untuk membayar polis asuransinya. Itu sudah terencana secara rapi. “Mereka orang-orang yang terbiasa melakukan hal ini,” lanjutnya.
Warsito memaparkan, modus kejahatan asuransi biasanya menyasar nilai klaim yang mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Karena itu, banyak pihak yang rela merekayasa kasus untuk mendapatkan klaim dengan jumlah sangat besar itu. Bahkan, mereka tidak segan menghabisi nyawa orang lain agar bisa mencairkan klaim asuransinya.
Doktor dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mencontohkan kasus kematian palsu yang pernah ditanganinya. Di Bagan Siapiapi, Riau, seseorang “sebut saja Tukijo” mendadak diasuransikan jiwanya oleh sebuah perusahaan X. Padahal, Tukijo yang termasuk miskin itu tidak tahu apa-apa. Dia digambarkan sebagai direktur perusahaan X tersebut. Karena itu, nilai premi asuransinya besar.
Selama tiga-empat bulan hidup Tukijo ditanggung penuh oleh perusahaan. Bahkan, dia dibuatkan rekening tersendiri untuk menghadapi segala kemungkinan bila meninggal nanti. Skenario berikutnya, sindikat itu menghabisi Tukijo.
Biar terkesan kematiannya wajar, Tukijo seolah-olah terjatuh dari kereta yang ditumpanginya. Padahal, yang sebenarnya, dia dibunuh dengan cara didorong dari dalam gerbong oleh anggota sindikat itu. Dari situ pihak asuransi mau tidak mau membayar klaim asuransi atas nama Tukijo. Uang klaim itu akan dinikmati direktur asli perusahaan tersebut.
“Tapi, keburu terbongkar. Saya melihat ada yang janggal dalam kasus itu: direktur kok naik kereta. Setelah kami telusuri, akhirnya terungkap bahwa Tukijo bukan direktur perusahaan X. Dia orang miskin yang dibayar untuk menyamar menjadi direktur,” cerita Warsito.
Menurut pria penghobi jetski ini, sangat banyak kasus serupa terjadi di Indonesia. Misalnya, seorang pengangguran diasuransikan oleh pemilik perusahaan penyewaan komputer. Lagi-lagi dia difigurkan sebagai direktur. Untuk meyakinkan, dia didandani perlente mirip bos. Dia juga disewakan rumah mewah di kawasan Kalideres.
PROFESI insurance investigator yang dilakoni Warsito Sanyoto tergolong langka di Indonesia. Selain berisiko tinggi, profesi ini tergolong mahal.
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor