Waspada, Makanan Instan Pemicu Awal Penyakit Stroke

Waspada, Makanan Instan Pemicu Awal Penyakit Stroke
Mi instan dari Korea. Foto: Serious Eat

Selanjutnya, sering kali makanan instan tinggi akan kandungan beberapa zat tertentu, terutama tambahan untuk penambah rasa. Garam, misalnya. Pembatasan konsumsi garam merupakan hal sederhana yang sering disarankan untuk mengontrol tekanan darah.

Umumnya, makanan instan juga mengandung MSG (monosodium glutamate) yang masih menjadi kontroversi seputar efeknya terhadap kesehatan. Di Amerika Serikat (AS) misalnya, konsumsi MSG dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Namun, produk yang mengandung MSG wajib mencantumkannya pada label produknya.

Berbagai bahan lain yang mungkin terkandung pada makanan instan berpotensi merugikan kesehatan. Misalnya saja tertiary butylhydroquinone (TBHQ) yang berfungsi sebagai pengawet dan berpotensi menimbulkan keluhan mual dan muntah, telinga berdengung (tinitus), memperburuk gejala ADHD, dan kanker.

Selanjutnya, kemasan makanan instan dari bahan styrofoam mungkin mengandung bisphenol A (BPA), yang berpotensi menyebabkan gangguan hormonal pada tubuh, terutama estrogen. 

Kemasan makanan instan juga mungkin mengandung polystyrene, yang berpotensi beracun dan menimbulkan efek kesehatan.

Satu hal menarik, kebiasaan konsumsi makanan instan ternyata juga berpengaruh terhadap pola makan secara umum. 

Sebuah studi terhadap populasi orang dewasa di Korea menemukan bahwa mereka yang terbiasa mengonsumsi makanan instan akan memiliki pola makan tinggi energi, lemak, garam (natrium), vitamin B1, dan B2. Selanjutnya, pola makan mereka cenderung rendah protein, kalsium, fosfor, zat besi, kalium, vitamin A, B3, dan C.(RN/ RH)

Murah, mudah disiapkan, lezat, dan mengenyangkan mungkin adalah beberapa faktor yang membuat makanan instan sangat populer di Indonesia.


Redaktur & Reporter : Yessy

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News