Waspadai Bahaya Fibrilasi Atrium, Stroke dan Sudden Death Lewat Kampanye MENARI

Waspadai Bahaya Fibrilasi Atrium, Stroke dan Sudden Death Lewat Kampanye MENARI
Kampanye fibrilasi atrium 2019 dengan tema Waspada Bahaya Fibrilasi Atrium, Stroke dan Sudden Death, InaHRS yang didukung oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Yayasan Jantung Indonesia. Foto IST

Kegiatan ini rencananya akan dihadiri oleh Gubernur Daerah Khusus Ibukota dimulai pada pukul 5 pagi. Bersama dengan acara itu akan dilakukan talkshow, skrining penyakit jantung dan pembuluh darah, konseling pemeriksaan EKG gratis dan kadar kolesterol serta gula darah.

Dalam sambutan pembukaan, dr. Reynold Agustinus Hasudungan Manullang, Sp.JP(K), FIHA sebagai ketua pelaksana kampanye fibrillasi atrium 2019 menyampaikan bahwa terlambatnya deteksi dini Fibrilasi atrium mengakibatkan terjadinya komplikasi yang fatal serta memerlukan biaya pelayanan kesehatan yang cukup tinggi. Selain itu fibrilasi atrium juga dapat meningkatkan resiko terjadinya kematian jantung mendadak pada penderita sakit jantung.

Selain penyakit jantung koroner dan hipertensi sebagai penyebab utama mortalitas dan morbiditas di seluruh dunia, diketahui pula bahwa ternyata Fibrillasi Atrium (FA) merupakan aritmia yang paling sering dijumpai pada populasi umum.

Berbicara mengenai FA, Prof. Dr. dr. Yoga Yuniadi, Sp.JP(K), FIHA, FasCC, FEHRA, Guru Besar Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI mengatakan, “FA merupakan kelainan irama jantung berupa detak jantung yang tidak regular sering dijumpai pada populasi di dunia dan di Indonesia.

Namun disayangkan pengetahuan dan kepedulian tentang FA sampai saat ini masih rendah, padahal FA dapat menyebabkan bekuan darah di jantung yang bila lepas ke sirkulasi sistemik dan dapat menyebabkan stroke.

Penderita FA memiliki risiko 5 kali lebih tinggi untuk mengalami stroke dibandingkan orang tanpa FA. Kelumpuhan merupakan bentuk kecacatan yang sering dijumpai pada kasus stroke dengan FA. Pada 37% pasien FA usia kurang dari 75 tahun, stroke iskemik merupakan gejala pertama yang didapati. Di Indonesia, banyak insiden kelumpuhan akibat FA terjadi pada usia produktif, yaitu di bawah usia 60 tahun.

"Kelumpuhan yang diderita pasien FA memiliki ciri khusus, seperti memiliki tingkat keparahan yang tinggi, bersifat lama dan sering berulang (relapse). Rata-rata, sekitar 50 persen pasien yang terkena stroke ini akan mengalami stroke kembali dalam jangka waktu 1 tahun,” jelasnya..(chi/jpnn)


Fibrilasi Atrium merupakan penyakit distrik jantung yang sering ditemui bahkan merupakan salah satu penyakit jantung yang paling sering didapatkan di klinik.


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News