Waspadai Permainan Pengambilalihan Inalum!
Selasa, 19 Februari 2013 – 07:27 WIB
"Bank malah bisa jadi antre untuk memberikan pinjaman karena Inalum itu listriknya bisa untuk meleburkan aluminium, pendapatannya sudah pasti, tak ada resiko. Makanya itu, pihak swasta yang ingin masuk yakni perusahaan Luhut Panjaitan itu, dengan mudah mendapatkan pinjaman. Nah, buat apa bertingkat-tingkat? Lebih baik konsorsium perusahaan daerah itu saja yang langsung pinjam ke bank," ujar Marwan.
Jika bank masih ragu, lanjut dia, pemerintah pusat mestinya berani menjadi jaminan agar bank mau mengucurkan pinjaman ke pemda. "Di sinilah bisa muncul akal-akalan, oknum pusat malah memberikan kesempatan swasta masuk digandeng pemda," ujar Marwan.
Kecurigaan Marwan juga disandingkan fakta bahwa pemerintah pusat hingga kini belum mau membahas soal pembagian jatah kepada pemda. Ada kesan pusat akan mengeluarkan keputusan mendadak, sehingga pemda tergagap-gagap dan terpaksa menggandeng swasta nantinya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Agus Tjahyono, mengatakan perhatian pemerintah pusat saat ini lebih memfokuskan pada proses serah terima dari Jepang. Karena masih terdapat beberapa kendala yang perlu pembicaraan lebih lanjut.
JAKARTA - Proses pengambilalihan pengelolaan PT Indonesia Aluminium (Inalum) dari konsorsium perusahaan Jepang, Nippon Asahan Aluminium (NAA), oleh
BERITA TERKAIT
- Penyaluran KUR BRI Capai Rp 59,96 Triliun Hingga Akhir April 2024
- Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 28 Mei 2024, Sebegini Per Gram
- Moeldoko Dorong Pesantren Jadi Pilar Ketahanan Pangan Nasional
- Nana Sudjana Luncurkan Penyelenggaraan Bank Jateng Borobudur Marathon 2024 Berhadiah Rp 2,6 Miliar
- Beli Rumah lewat Sistem Lelang Bank, Siapa Takut? Simak 7 Tip Ini
- Aksi Hijau Inalum untuk Lingkungan dan Bisnis Berkelanjutan