Who Is The Boss?

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Who Is The Boss?
Ilustrasi KPK. Foto: Ricardo/JPNN.com

Publik menilai KPK sudah disunat dan dikebiri. Pemecatan 57 penyidik itu menjadi buktinya. Mahasiswa marah dan turun berdemo menuntut agar Presiden Jokowi mempergunakan kewenangannya sebagai The Boss untuk menyelamatkan 57 penyidik itu.

Mahasiswa mengultimatum dan mengancam, jika tuntutan itu tidak dipenuhi mereka akan turun ke jalan dalam jumlah yang lebih besar lagi. Selama Jokowi berkuasa, gerakan mahasiswa praktis sunyi.

Mahasiswa pernah turun dalam aksi menolak revisi undang-undang KPK. Namun, ternyata revisi tetap jalan, dan mahasiswa tidak bereaksi lagi.

Sekarang adalah moment of truth bagi gerakan mahasiswa Indonesia. Momen ini akan menjadi pembuktian, apakah mahasiswa masih menjadi agent of change yang membawa perubahan, atau sekadar menjadi agen demo saja.

Jokowi berusaha memanfaatkan sisa waktu injury time. Pada detik terakhir menjelang deadline, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menawarkan untuk menampung para pegawai pecatan itu. Manuver ini menunjukkan adanyan tarik-menarik kekuatan dalam kasus ini.

Novel Baswedan dan kawan-kawan jelas dianggap sebagai pegawai yang tidak berguna di KPK.

Mereka sudah dianggap punya rapor merah yang bahkan tidak mungkin bisa dibina lagi. Namun, tawaran dari Kapolri ini menunjukkan bahwa Novel dan kawan-kawan masih berguna, dan bisa dibina.

Pada detik-detik injury time ternyata terjadi manuver yang tidak terduga. Kapolri mengatakan bahwa keputusannya itu sudah direstui Presiden Jokowi. Publik paham mengenai kedekatan Listyo Sigit dengan Joko Widodo sejak masa-masa mereka masih sama-sama di Solo. Jokowi sebagai walikota dan Listyo Sigit sebagai kapolres.

esiden Jokowi terjebak dalam dilema yang rumit. Komitmennya terhadap pemberantasan korupsi diragukan banyak orang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News