Wujudkan Digitalisasi di Sektor Pendidikan, Kemendikbud Gandeng Kominfo

Wujudkan Digitalisasi di Sektor Pendidikan, Kemendikbud Gandeng Kominfo
Kementerian Komunikasi dan Informatika berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Bali, membuka Kick-Off Transformasi Digital Pendidikan di Bali pada Selasa, (24/5). Foto dok Kominfo

jpnn.com, BALI - Kementerian Komunikasi dan Informatika berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Dinas Pendidikan dan Olahraga Provinsi Bali, membuka kegiatan Kick-Off Transformasi Digital Pendidikan di Bali pada Selasa, (24/5).

Acara yang dibuka oleh Kepala UPTD Balai Pengembangan Teknologi dan Penelitian, Luh Made Seriarningsih ini merupakan serangkaian kegiatan adopsi teknologi digital di sektor pendidikan, yang merupakan kolaborasi antara Direktorat Ekonomi Digital Kemkominfo dengan Kemdikbudristek pada 2022.

Direktur Ekonomi Digital Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo, I Nyoman Adhiarna, berharap kepada tenaga pengajar bisa beradaptasi dengan teknologi, demi menciptakan suasana belajar yang lebih efektif dan menyenangkan dengan bantuan teknologi, meskipun menurutnya peran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi.

“Kami menyambut baik (penggunaan teknologi dalam sektor Pendidikan) ini, karena kami percaya tidak ada yang bisa menggantikan peran bapak-ibu guru, secanggih apapun peran teknologi tersebut. Teknologi hanya sebagai sarana pendukung pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan,” paparnya.

Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Dirjen GTK Kemendikbudristek, Yaswardi menjelaskan program prioritas seperti Merdeka Belajar, Guru Penggerak, dan Kurikulum Merdeka, yang diinisiasi oleh Kemendikbud merupakan upaya dalam mewujudkan pendidikan berkualitas berbasis teknologi di seluruh Indonesia.

“Jadi konteks program-program prioritas (Kemendikbud) ini dalam rangka menyiapkan Pendidikan berkualitas dari Sabang sampai Marauke, tanpa terkecuali, termasuk dalam wilayah 3T. Namun Kemendikbudristek tidak sendirian dalam menjalankan program-programnya, banyak mitra mitra taktik-strategis kita yang hebat, baik itu pemerintah provinsi, kabupaten dan kota, maupun mitra-mitra lainnya,” jelasnya.

Hari berikutnya, Rabu, (25/5), pada materi pertama dibawakan oleh dua narasumber sekaligus yakni Managing Director Millealab, Andes Rizky dan Founder & CEO Assemblr, Hasbi Asyadiq, yang membuka diskusi seputar teknologi pendidikan menggunakan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).

“Ketika anak didik kita nanti sudah dewasa, sudah menikah, anaknya (nanti), cucu didik kita, mereka yang akan memakai teknologi ini secara masif, seperti kita memakai handphone sekarang,” papar Andes.

Tenaga pengajar diharapkan bisa beradaptasi dengan teknologi, demi menciptakan suasana belajar yang lebih efektif dan menyenangkan dengan bantuan teknologi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News