Yordania Bergolak, Militer Ancam Adik Tiri Raja

Yordania Bergolak, Militer Ancam Adik Tiri Raja
Raja Yordania Abdullah II mengklaim bahwa negaranya telah berhasil menangani pandemi COVID-19. Foto: Reuters

Seorang mantan pejabat AS yang mengetahui kejadian-kejadian di Yordania mengatakan bahwa plot tersebut, yang dia gambarkan sebagai hal yang kredibel dan berbasis luas tetapi tidak akan terjadi, tidak melibatkan "kudeta fisik". Sebaliknya, katanya, mereka yang terlibat berencana untuk mendorong protes yang akan tampak sebagai "pemberontakan populer dengan massa di jalan" dengan dukungan kesukuan.

Jordan akan menyelidiki apakah ada pihak asing dalam plot tersebut, kata mantan pejabat AS itu.

Pangeran Hamzah tidak dipandang sebagai ancaman besar bagi monarki Yordania dan telah terpinggirkan selama bertahun-tahun, tetapi tindakan melawannya merupakan insiden pertama yang melibatkan anggota dekat keluarga kerajaan sejak Raja Abdullah naik takhta.

Pihak berwenang menjadi semakin prihatin dengan upayanya untuk membangun hubungan dengan tokoh-tokoh yang tidak puas dalam suku-suku yang digdaya.

Orang-orang yang dikenal sebagai kelompok Herak ini dalam beberapa pekan terakhir menyerukan protes terhadap korupsi di negara yang terkena dampak COVID-19 terhadap ekonomi, mendorong pengangguran ke tingkat tertinggi dan memperdalam kemiskinan. Pihak berwenang telah menindak beberapa demonstrasi, menahan lusinan orang.

Suku-suku yang mendominasi pasukan keamanan membentuk fondasi dukungan untuk monarki kerajaan dari trah Hasyim.

Kantor berita negara mengatakan Bassem Awadallah, kepercayaan lama raja yang berpendidikan AS yang kemudian menjadi menteri keuangan dan juga penasihat Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, dan Sharif Hassan Ben Zaid, anggota keluarga kerajaan, sedang ditahan bersama dengan sosok tak dikenal lainnya.

"Pemerintah AS tahu bahwa Bassam Awadullah bekerja untuk MBS (Mohammed bin Salman). Setiap pengamat yang cerdik akan mengatakan jika seseorang yang sedekat ini dengan MBS terlibat, dia harus tahu," kata mantan pejabat AS itu.

Militer Yordania telah mengatakan kepada saudara tiri Raja Abdullah, Pangeran Hamzah bin Hussein untuk menghentikan tindakan yang menyasar keamanan negara

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News