Firasat Seorang Ibu yang Putrinya jadi Korban Tragedi Air Terjun Dua Warna

Firasat Seorang Ibu yang Putrinya jadi Korban Tragedi Air Terjun Dua Warna
Keluarga korban yang jenazahnya masih belum diidentifikasi menangis menunggu di RS. Bhayangkara Medan, Selasa (17/5). Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS/Jawa Pos Group

jpnn.com - HARLINA (36), warga Gunung Kerinci, Jambi, tak mampu menahan sedih ketika mengenang wajah anak sulungnya, Ningsih Tripila (22), mahasiswi Stikes Flora semester 4 yang tewas tersapu banjir bandang saat rekreasi ke Air Terjun Dua Warna-Sibolangit. 

Laila Azizah, Medan

Ia duduk lunglai di kursi plastik berwarna biru di bawah tenda Pos Mortem yang disediakan RS Bhayangkara. Tatapan matanya terlihat kosong. 

Berulang kali dia menghapus air matanya dengan selendang biru yang ia kenakan. Sesekali matanya memandang sekeliling, melihat para keluarga korban lainnya yang juga menangis, seperti dirinya. 

Suasana di bawah tenda pos itu begitu haru. Hampir semua ibu-ibu dari keluarga korban terisak menangis, saling berpeluk melepas kesedihan dengan keluarganya, hingga tak henti-hentinya mengucap asma Allah, seakan tak percaya akan takdir Allah. Bersamaan dalam larut kesedihan itu, para keluarga korban menanti dengan sabar proses identifikasi jenazah yang sudah ditemukan.

Harlina datang dari Gunung Krinci, Jambi dan tiba di pos Mortem RS Bhayangkara sejak Senin (16/5). Ia salah satu di antara keluarga korban yang menanti penuh cemas proses identifikasi anaknya. Lelah pasti dirasakan Harlina karena hingga Selasa sore (17/5), identifikasi anaknya tak kunjung selesai. 

”Saya ditelepon salah satu dosen anak saya yang memberi kabar kalau anak saya hilang saat mendaki. Begitu saya dapat telepon, batin saya sangat kuat mengatakan kalau anak saya pasti tidak selamat. Saya langsung berangkat bersama suami dan ibu saya dan saudara saya. Ada enam orang kami,” ujar Harlina kepada Sumut Pos (Jawa Pos Group) dengan berlinang air mata.  

Herlina tak pernah menyangka anak sulungnya dari tiga bersaudara begitu cepat meninggalkannya. Entah itu firasat atau tidak, saat ia bersama keluarga tengah menonton TV, tiba-tiba foto anaknya yang menjadi korban, terjatuh dari dinding ke lantai. 

HARLINA (36), warga Gunung Kerinci, Jambi, tak mampu menahan sedih ketika mengenang wajah anak sulungnya, Ningsih Tripila (22), mahasiswi Stikes

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News