Apa yang Dilakukan Jagoan Jakarta Saat Proklamasi? Kisah Nyata…

Apa yang Dilakukan Jagoan Jakarta Saat Proklamasi? Kisah Nyata…
Sepucuk surat tulis tangan Bung Karno mengenang Tomegoro Yoshizumi, termuat dalam buku Jejak Intel Jepang. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - SEMBARI menanti kedatangan Soekarno-Hatta dari Rengasdengklok, para jagoan Jakarta dan sekitarnya bersama aktivis pergerakan berkumpul di Asrama Indonesia Merdeka. Merakit bom dan mengatur siasat pengamanan proklamasi. 

Bukan dongeng! Kisah nyata ini dinarasikan berdasarkan catatan harian Entol Chaerudin--orang dalam alias saksi mata cerita ini. Selamat menyimak… 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Menjelang sore 16 Agustus 1945 di Asrama Indonesia Merdeka--sekarang Jl. Bungur Besar, dekat Senen--orang-orang mendadak membuat alat-alat peledak. Menyediakan senjata api. Pistol, karaben, tekidanto, peluru, pemancar radio dan sebagainya…dan sebagainya.

Lalu, berbagi tugas menyiapkan pos-pos rahasia di sekitar kediaman Laksamana Maeda (sekarang Museum Perumusan Naskah Proklamasi), sekitar kediaman Bung Karno (sekarang Taman Tugu Proklamasi) dan di sejumlah titik di Jakarta. 

"Persiapan yang diselenggarakan oleh Tuan Tomegoro Yoshizumi ini adalah tindakan kewaspadaan, mengingat adanya kemungkinan persiapan proklamasi dibocorkan orang dan diberitahukan kepada tentara Serikat," tulis Entol Chaerudin, tangan kanan Tomegoro Yoshizumi.

Berdasarkan catatan Entol, di lingkaran rumah Maeda setidaknya ada 5 pos. Yakni di Nassau Boulevard, Oranje Boulevard, Jl. Madura 59, Jl. Gereja Theresia 113 dan No. 124.

Pos-pos Pertahanan Rakyat juga disiagakan di  Tanah Abang, Kampung Bali, Cikini, Salemba, Kwitang, Tanah Tinggi, Senen, Kemayoran, Sawah Besar, Asem Reges, Jembatan Lima, Jembatan Duren, Grogol, Pasar Ikan, Kampung Bandan, Matraman Gg. Solitude, Jatinegara dan lain-lain tempat yang dipandang strategis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News