Lawan Israel, Pejuang Gaza Gunakan Drone

Lawan Israel, Pejuang Gaza Gunakan Drone
Lawan Israel, Pejuang Gaza Gunakan Drone

GAZA - Untuk kali pertama dalam sejarah, sebuah drone atau pesawat tak berawak dari arah Jalur Gaza menyerang wilayah Israel. Namun, militer Israel bertindak cepat dan menembak jatuh drone itu. "
 
Mengutip dari Associated Press, drone tersebut ditembak jatuh oleh rudal patriot di Kota Ashdod Selatan kemarin siang (14/7). Namun, hingga kini tidak jelas pihak mana yang menggunakan drone itu.

Setidaknya 1.000 roket telah diluncurkan para pejuang Palestina sejak Israel menyerang pada 8 Juli. Namun, roket tersebut telah dihadang sistem pertahanan Israel yang disebut Iron Dome.
 
Sementara itu, meningkatnya serangan Israel membuat warga yang tinggal di lokasi Gaza mengungsi. Setidaknya sekitar 70 ribu warga yang tinggal di wilayah Beit Lahiya, Gaza Utara, berupaya mencari tempat aman.

Menurut laporan badan bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagian besar pengungsi bukanlah pejuang, melainkan para warga sipil yang diliputi ketakutan atas serangan Israel.
 
Israel menjatuhkan selebaran-selebaran di Beit Lahiya sebelah utara perbatasan Gaza. Selebaran itu bertulisan, "Mereka yang tidak mematuhi instruksi untuk meninggalkan tempat ini dengan segera telah membahayakan hidupnya serta keluarganya. Hati-hati."

Pejabat PBB mencatat, sekitar 10.000 orang telah mengungsi ke selatan di delapan sekolah milik badan dunia di Gaza City.
 
Di sisi lain, menteri dalam negeri Gaza dalam sebuah pernyataan yang disiarkan radio Hamas menyebut peringatan Israel itu sebagai "perang psikologis". Dia juga meminta warga yang mengungsi kembali dan yang lain tetap tinggal di rumah mereka.

Selebaran yang disebar menggunakan pesawat pada Minggu (13/7) tersebut adalah peringatan pertama Israel bagi penduduk Palestina yang menjangkau wilayah luas. Sebelumnya, peringatan hanya berbentuk panggilan telepon ke rumah yang akan diserang.
 
Menteri kesehatan Gaza menyatakan, setidaknya 160 warga Palestina, termasuk di antaranya 135 warga sipil dan 30 anak, terbunuh selama perang enam hari. Selain itu, lebih dari 1.000 orang terluka. Tekanan internasional kepada dua pihak untuk menghentikan serangan meningkat.

Dewan Keamanan PBB menyeru penghentian perang. Namun, Israel menyambut dingin seruan untuk melakukan gencatan senjata dan menyebut serangan terkini kepada Hamas sebagai cara terbaik untuk menjamin kembalinya keamanan dalam jangka panjang.
 
Sementara itu, Menlu Marty Natalegawa menegaskan, Indonesia akan melakukan upaya diplomasi untuk perdamaian di Palestina. "Upaya diplomasi terus kami tingkatkan. Sepak terjang Israel telah mengakibatkan semakin banyak korban, sekitar 70 persen, dari warga sipil," papar Marty di kompleks Istana Presiden, kemarin (14/7).
 
Menyoal bantuan bagi Palestina, Marty menguraikan bahwa pihaknya telah menanyakan kepada Menlu Palestina terkait dengan bantuan apa saja yang diperlukan. Pemerintah Indonesia telah menetapkan bantuan dana USD 1 juta. "Kami juga berkomunikasi dengan Dubes Palestina di Jakarta, khusus bantuan obat-obatan," jelasnya.
 
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi menyatakan apresiasinya terhadap Indonesia, yang telah mendukung dan memberikan bantuan bagi negaranya. "Terima kasih, kami mendapat dukungan dari Indonesia. Terima kasih atas bantuan yang diberikan, sekarang kami membahas bagaimana menyalurkan bantuan obat-obatan dari pemerintah Indonesia secepatnya," papar Mehdawi.
 
Karena itu, kata Mehdawi, pihaknya akan bekerja sama lebih intens dengan Indonesia dan beberapa negara lain untuk memastikan bahwa Dewan Keamanan PBB mampu memberikan tekanan kepada Israel agar menghentikan aksi militernya di Gaza.

Dia mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada lima ribu anak yang kehilangan tempat tinggal. Selain itu, lebih dari seribu orang menderita luka-luka dan membutuhkan perawatan. "Kami perlu mengevakuasi mereka," katanya.
 
Dengan banyaknya teror kepada anak-anak dan warga, kata Mehdawi, hari ini pemerintah Palestina akan mencoba untuk melobi PBB. Tujuannya, PBB bersedia menempatkan semua warga Palestina di bawah perlindungannya.

"Karena itu, kami membutuhkan bantuan dari banyak negara, seperti negara-negara Gerakan Non Blok dan OKI," tegasnya. (ken/c7/kim)


GAZA - Untuk kali pertama dalam sejarah, sebuah drone atau pesawat tak berawak dari arah Jalur Gaza menyerang wilayah Israel. Namun, militer Israel


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News