Gudeg sebagai Bekal ke Tempat Terdingin di Muka Bumi
”Selain suhu dingin, menggunakan peralatan kimia untuk mandi bisa mencemari Antartika sehingga dilarang,” jelas Nugroho.
Bahkan, kotoran seperti feses pun dilarang untuk dibuang. Semuanya harus dibawa untuk dibuang di kapal atau di Stasiun Syowa.
Komunikasi juga menjadi masalah tersendiri bagi Nugroho. Sebab, Antartika sudah pasti tidak terjangkau jaringan telepon seluler apa pun.
Nugroho hanya membekali diri dengan telepon satelit untuk berkomunikasi.
Kuota itu yang dia maksimalkan untuk bisa menghubungi keluarga selama dua bulan di Antartika.
”Komunikasi juga harus dibatasi karena kuota teleponnya hanya seratus menit,” ujarnya.
Satu hal yang disyukuri Nugroho selama penelitian adalah tidak pernah terkena sakit.
Sebelum berangkat, Nugroho memang mengikuti saran JARE untuk diberi vaksin influenza dan tetanus.
Bersama tim geologi Jepang, Nugroho Imam Setiawan menjadi satu-satunya peneliti asal Indonesia yang diajak bergabung untuk melakukan penelitian di
- Pemprov DKI Dukung Kerja Sama Indonesia-Jepang untuk Pembangunan Berkonsep TOD
- Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Berharap Banyak Peserta SSW Bekerja di Jepang
- Amerika dan Jepang Perkuat Aliansi Militer, Kok China Sewot?
- Boyong Keluarga, Venna Melinda Ungkap Alasan Lebaran di Jepang
- Kemlu Proses Pemulangan Jenazah 6 WNI yang Tenggelam di Laut Jepang
- Libur Lebaran, Venna Melinda Ingin Kunjungi 4 Kota di Jepang Gegara Hal Ini