Kinerja Gemilang Ekspor Pangan

Kinerja Gemilang Ekspor Pangan
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian. Foto: Humas Kementan RI

jpnn.com - Oleh: Kuntoro Boga Andri
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian


Cita-cita NKRI salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum yang diantaranya dicapai melalui kedaulatan pangan dan peningkatan taraf hidup rakyat. Presiden RI Jokowi di Graha Widya Wisuda Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tanggal 6 September 2017 lalu menegaskan “Pangan akan menjadi panglima. Siapa yang memiliki pangan, ia yang mengendalikan. Saya tak ragu, bahwa di masa mendatang politik dan hukum tak lagi menjadi panglima dan satu-satunya yang mengendalikan negara. Ketersediaan pangan dinilai bakal menjadi kekuatan suatu negara”.

Jokowi menyampaikan pentingnya peran pangan, sehingga perlu memastikan pembangunan sektor pertanian menjadi prioritas. Dukungan terobosan teknologi dan penumbuhan generasi pertanian yang unggul tentulah sebuah keniscayaan.

Kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) telah menunjukkan dampak yang signifikan terkait peningkatan produksi, jelang empat tahun kepemimpinan Jokowi-JK. Secara bertahap, program kebijakan pemerintah di sektor pertanian mulai menunjukan hasil. Program kebijakan pangan yang dijalankan Kementan berdampak pada peningkatan produksi pangan dan berpengaruh pada peningkatan kinerja ekspor.

Kenaikan Volume dan Nilai Ekspor

Merujuk Angka Tetap (ATAP) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan kurun waktu dua tahun terakhir, ekspor hasil pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan hortikultura terjadi kenaikan. Di tahun 2016, volume ekspor hasil pertanian hanya 35,49 juta ton, nilanya USD 26,73 miliar. Sementara di tahun 2017 naik menjadi 41,26 juta ton, nilainya cukup fantastis yakni USD 33,05 miliar. Artinya, volume dan nilai ekspor tahun 2017 masing-masing naik 16,25 persen dan 23,66 persen. Hasilnya pun, volume dan nilai neraca perdagangan sektor pertanian tahun 2016-2017 surplus. Yakni masing-masing 97,06 persen dan 45,85 persen.

Beberapa komoditas pangan yang berkontribusi besar meningkatkan neraca perdagangan kita adalah beras, bawang merah dan jagung. Selain itu, komoditas pertanian yang sangat signifikan kenaikannya juga komoditas buah nenas, salak, daging ayam, telur unggas, kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, karet, pala dan teh. Di tahun 2017, volume ekspor beras 4.323 ton, bawang merah 7.751 ton dan jagung 47.000 ton, nenas 210.026 ton, salak 966 ton, daging ayam 312 ton, telur unggas 386 ton, kelapa 1,88 juta ton, kelapa sawit 33,52 juta ton, kopi 467.799 ton, kakao 354.880ton, karet 2,99 juta ton, pala 19.943 ton, dan teh 54.195 ton.

Sementara di tahun 2016 ekspor beras hanya 2.538 ton, bawang merah 736 ton, dan jagung hanya 41.875 ton. Kemudian ekspor nenas hanya 138.400 ton, salak 938 ton, daging ayam 16 ton, telur unggas 303 ton, kelapa 1,56 juta ton, kelapa sawit 28,49 juta ton, kopi 414.651 ton, kakao 330.029 ton, karet 2,57 juta ton, pala 15.842 ton, dan the 51.319 ton.

Kinerja gemilang ekspor pangan ini semakin menguatkan bahwa kebijakan pertanian pemerintahan Jokowi-JK benar-benar sebagai lokomotif pengejewantahan Nawacita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News