Kinerja Gemilang Ekspor Pangan

Kinerja Gemilang Ekspor Pangan
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian. Foto: Humas Kementan RI

Kinerja ekspor ini patut diacungi jempol. Pasalnya, melebihi nilai hasil industri pengolahan yang hanya 13,14 persen dibanding tahun 2016. Dengan begitu, sudah barang tentu, kinerja ekspor pangan ini dipastikan menjadi salah satu variable utama dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.

Hasil Kerja Keras

Kinerja ekspor pangan tersebut bukan terjadi begitu saja. Akan tetapi keberhasilanya karena kerja keras guna mengkongkretkan komitmen dalam mendorong ekspor hasil pertanian.
Selama kurun waktu 2017, Mentan Amran begitu optimal melakukan ekspor. Tercatat, pada Februari 2017, Mentan Amran telah membuat sejarah baru yang sebelumnya tidak pernah dicapai Indonesia, yakni ekspor beras di Merauke ke Papua Nugini. Di tahun sebelumnya, September 2016, Mentan Amran mengekspor beras organik di Tasik, Jabar ke Belgia dengan harga Rp 70 ribu per kg.

Selanjutnya dalam tempo tiga bulan, Agustus hingga Oktober 2017, Mentan Amran mengekspor bawang merah sampai empat kali. Pertama, ekspor bawang merah dari Brebes, Jawa Tengah sebanyak 500 ton dari target 5.600 ton ke Thailand. Kedua, ekspor dari Surabaya, Jawa Timur sebanyak 247,5 ton ke Singapura. Ketiga, ekspor di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Malaka, NTT ke Timor Leste sebanyak 30 ton dari target 200 ton. Terakhir, ekspor sebanyak 45 ton dari rencana 180 ton dari Enrekang, Sulawesi Selatan ke Vietnam.

Bukan hanya itu, Badan Karantina Kementan mencatat, bahwa ekspor bawang merah dari pintu pengeluaran di Cirebon, Jabar, per 29 Juli hingga 11 Oktober 2017 mencapai 1.151 ton dengan tujuan Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Singapura. Sedangkan dari pintu keluar Tanjung Perak Surabaya, Jatim, sebanyak 1.731 ton dengan tujuan Malaysia, Thailand, Singapura, dan Vietnam.

Kinerja gemilang ekspor pangan ini semakin menguatkan bahwa kebijakan pertanian pemerintahan Jokowi-JK benar-benar sebagai lokomotif pengejewantahan Nawacita. Mengapa demikian?. Karena Pertama, telah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Kedua, telah membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Menjaga Keberhasilan

Merujuk pendekatan ekonomi Keynesian, bahwa ekspor sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi. Karena itu, peningkatan nilai ekspor yang dicapai di atas, tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan prasyarat bagi berlangsungnya pembangunan ekonomi atau dengan kata lain terbentuk negara yang sejahtera.

Kinerja gemilang ekspor pangan ini semakin menguatkan bahwa kebijakan pertanian pemerintahan Jokowi-JK benar-benar sebagai lokomotif pengejewantahan Nawacita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News