Terus Menebar Teror, Merapi Makin Liar

Sudah 102 Orang Tewas, Korban Terus Bertambah

Terus Menebar Teror, Merapi Makin Liar
Banjir Lahar Dingin- Sabo ( Jembatan ) Kali Kuning tampak dipenuhi material lahan dingin dari lereng Merapi. Material lahar dingin itu juga menghanyutkan batang batnag pohon , sehingga menyumbat pembuangan di Sabo kali Kuning. Boy Slamet/Jawa Pos
YOGYAKARTA - Semenjak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pengungsian Hargobinangun Rabu (3/11) lalu Gunung Merapi terus bergolak tanpa henti. Bahkan, Jumat (5/11) dinihari tadi, gejolak Gunung teraktif di dunia itu semakin liar merambah ke segala arah. Sekitar pukul 23.50 WIB, Merapi kembali meletus, dengan letusan  lebih dahsyat dari biasanya. Sejumlah pengamat menyatakan semburan  wedhus gembel membubung tinggi hingga delapan kilometer. Awan panas kala ini juga lebih dahsyat mengikuti aliran sungai Gendol, hingga menembus desa Argomulya, yang berjarak 17 kilometer dari puncak Merapi.

Tim relawan dan Kopassus mencatat korban tewas dalam letusan Kamis hingga Jumat dinihari tadi,  yang berhasil dievakuasi hingga pagi ini sudah menembus angka 48 orang - yang kemudian tercatat menjadi 58 menjelang siang (menurut keterangan pihak RS, Red). Artinya, ditambah korban tewas sebelumnya (44), jumlahnya setidaknya sudah mencapai 102 orang. Sedangkan luka bakar sudah 63, yang kesemuanya dirawat di RS Sardjito. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah, karena tim evakuasi masih terus bekerja menyisir di kawasan desa Umbulhardjo, Cangkringan di tepi Sungai Gendhol. Ambulance relawan kesehatan masih terus naik turun menyisir korban. Semalam, Mbah Petruk - sebutan lain untuk gunung Merapi- benar-benar memutar balikan skenario.

Hujan deras yang bercampur debu dan kerikil akhirnya berubah menjadi hujan lumpur. Suara gemuruh gunung Merapi juga meneror warga hingga pagi ini. Meski masih dibalut kabut, dan debu aktivitas warga Yogykarta pagi ini masih berlangsung normal. Hanya sekolah-sekolah di Yogyakarta terpaksa diliburkan, karena kondisinya memang tidak memungkinkan.

Jumat (5/11) sekitar pukul 05.00 pagi tadi, tim relawan bersama TNI dari Kopasus  sedang mengevakuasi sedikitnya 32 orang tewas dibekap awan panas di desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa ini berjarak sekitar 17 kilometer dari puncak Merapi, sehingga awalnya dinyatakan kawasan aman yang ditetapkan pada 15 kilometer. Mulai tadi malam, kawasan aman langsung dinaikkan menjadi 20 kilometer dari puncak Merapi.

YOGYAKARTA - Semenjak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pengungsian Hargobinangun Rabu (3/11) lalu Gunung Merapi terus bergolak tanpa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News