Kasus Poso karena Warga Diprovokasi Kelompok Radikal
Senin, 03 Juni 2013 – 19:43 WIB
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menyatakan keprihatinan atas aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6). Menurut Ketua Presidium IPW Neta S. Pane sikap represif polisi dalam memberantas terorisme menjadi salah satu dugaan penyebab peristiwa bom bunuh diri di kantor polisi. Sebagian kalangan, tuturnya, dendam pada polisi.
"Ternyata menimbulkan dendam tersendiri bagi sebagian masyarakat. Contoh pada 29 Desember 2012, lima dari 15 warga Poso yang dibebaskan polisi mengalami lebam karena dianiaya saat jalani pemeriksaan selama 7 hari pascapenembakan patroli Brimob. Sikap polisi yang represif ini disikapi pula masyarakat dengan sikap nekat," kata Neta kepada JPNN, Senin sore.
Baca Juga:
Menurutnya, adanya provokasi dari kelompok-kelompok radikal (tertuduh teroris) pada sebagian warga Poso agar semakin berani menebar teror pada polisi. Terbukti, lanjutnya, ada sejumlah kejadian polisi yang diculik dan dibunuh. Selain itu, tuturnya, di Poso konflik kelompok radikal dengan polisi terus menerus meningkat.
Menurut Neta, kinerja intelijen juga belum maksimal mendeteksi potensi dan kekuatan kelompok-kelompok radikal ini.
JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menyatakan keprihatinan atas aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso yang terjadi pada Senin (3/6). Menurut Ketua
BERITA TERKAIT
- Rayakan Hari Kartini, Seluruh Karyawan Juragan 99 Garment Berkebaya Sepekan
- Polda Banten Ungkap Kasus Perburuan Badak di Taman Nasional Ujung Kulon
- Imigrasi Batam Sudah Terbitkan 27.820 Paspor pada Triwulan Satu 2024
- Pj Gubernur NTB Mangkir Dipanggil Bawaslu, Pengamat: Pejabat Seharusnya Memberi Contoh
- Tekan Angka Perkawinan Anak, Waka MPR Lestari Moerdijat Mengajak Semua Pihak Terlibat
- Akademisi Minta Prabowo Membentuk Kementerian Urusan Papua