Pengamat UI Dituding Terlibat Persaingan Lembaga Survei

Pengamat UI Dituding Terlibat Persaingan Lembaga Survei
Pengamat UI Dituding Terlibat Persaingan Lembaga Survei

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Sinergi Masyarakat Untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, menduga pakar Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Ade Armando tengah melakukan misi tertentu ketika menyebut hasil survei tujuh lembaga bermasalah, termasuk hasil survei Sigma.

"Kemungkinan dia (Ade) khilaf karena tidak cermat dan tidak lengkap menghimpun data. Atau bisa juga sedang menjalankan misi yang terkait dengan persaingan bisnis di antara lembaga survei menjelang pemilu," kata Said di Jakarta, Kamis (6/3).

Menurut Said, sedikitnya ada empat kekeliruan yang dilakukan Ade dan kawan-kawan, ketika menilai hasil survei Sigma bermasalah.

Yang pertama, rilis resmi Sigma terkait tingkat popularitas sejumlah tokoh bakal calon presiden tidak pernah menyebut Wiranto sebagai yang tertinggi dalam survei.

Dalam survei sebelumnya, Sigma menurut Said membuat tiga kategori. Yaitu tokoh yang paling diinginkan, cukup diinginkan dan kurang diinginkan menjadi presiden. Hasilnya, berdasarkan jawaban responden nama Wiranto hanya masuk pada kategori yang kedua. Itupun masih di bawah Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Menurut Said, dalam rilis Sigma yang dimuat sejumlah media pada 22-23 Januari 2014, di kategori pertama secara berurutan ditempati Joko Widodo, Prabowo Subianto, Jusuf Kalla, dan Mahfud MD.

"Memang pernah ada seorang wartawan media cetak bertanya pada saya, di antara para ketua umum parpol, siapa yang tertinggi? Untuk pertanyaan itu saya benarkan bahwa Wiranto. Jadi itu beda konteks," katanya.

Sigma menurut Said, dalam rilis hasil survei juga telah menyebut metode yang digunakan adalah kualitatif. Namun kalau Ade meminta disebutkan nama-nama wartawan yang jadi responden berikut nama medianya, itu jelas tidak mungkin disampaikan secara terbuka.

JAKARTA - Direktur Sinergi Masyarakat Untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, menduga pakar Ilmu Komunikasi dari Universitas Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News