Sikap Memaksakan Kehendak Bikin Masyarakat Muak

Sikap Memaksakan Kehendak Bikin Masyarakat Muak
Sikap Memaksakan Kehendak Bikin Masyarakat Muak

jpnn.com - JAKARTA - Manuver capres Prabowo Subianto yang menarik diri dari tahapan pilpres 2014, mendapat tanggapan pengamat komunikasi politik Universitas Indonesia Ari Junaedi.  

Dia mengibaratkan pertandingan final sepakbola, Prabowo seperti kesebelasan yang mogok melanjutkan permainan. Padahal wasit telah bekerja maksimal, demikian juga penjaga garis.

Penonton akhirnya mendapat suguhan pertandingan  demokrasi  yang tidak menarik dan tidak mendidik.
    
Prabowo juga dinilai melecehkan undang-undang karena upaya akhir melalui gugatan ke Mahkamah Konstitusi tidak dilakukan.  ”Pak Prabowo seperti tidak siap kalah, tapi hanya siap menang," ujar Ari Junaedi kemarin.
    
Menurut pengajar Program Pascasarjana UI ini, dengan mundurnya Prabowo berarti KPU sah dan legitimate memutuskan Jokowi-JK sebagai capres-cawapres terpilih.

"Jujur saya yang sering ke daerah dan mengamati langsung, justru banyak aparat yang berlaku berat sebelah dan menguntungkan pasangan nomor 1,” katanya.
    
Ari mencontohkan serangan kampanye hitam, justru paling banyak diderita Jokowi-JK. Mulai dari penerbitan Koran Obor Rakyat, transkrip palsu Jaksa Agung dengan Megawati, surat sprindik palsu kasus Trans Jakarta hingga cercaan, hinaan dan hasutan. “Toh arus dukungan rakyat untuk perubahan tidak terelakkan,” ucapnya.
    
Terkait pemberitaan massif soal hasil hitung cepat oleh tiga lembaga survei yang dinilai abal-abal dan siaran-siaran televisi swasta yang selalu memojokkan Jokowi-JK, ternyata kalah dengan pemberitaan media yang apa adanya.

Sikap "ngeyel" ingin selalu memaksakan kehendak dari Prabowo ditambah lagi sikap elite-elite pendukungnya  yang menjadikan masyarakat menjadi muak.
    
“Lihat saja, sekarang banyak pendukung Prabowo-Hatta menjadi tidak respek lagi dan menyatakan penyesalan memilih di pilpres ini. Kali ini kita melihat, demokrasi telah dicederai dan telah dicemarkan," tegas Ari Junaedi.
    
Dalam pandangan dosen S2 Universitas Diponegoro ini,  kasus ‘Prabowo’ ini  nantinya bisa jadi akan masuk dalam kamus komunikasi politik sebagai sikap menang sendiri dan tidak mau mengalah demi ambisi kemenangan.

“Generasi muda tidak mendapatkan pembelajaran yang benar dari sikap Prabowo yang tidak negarawan,” tambahnya. (dil)


Berita Selanjutnya:
KSAD: Saya Bukan Pengkhianat

JAKARTA - Manuver capres Prabowo Subianto yang menarik diri dari tahapan pilpres 2014, mendapat tanggapan pengamat komunikasi politik Universitas


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News