Pertahankan Tradisi Wedding Tiongkok

Pertahankan Tradisi Wedding Tiongkok
PROSESI: Model membawa buah-buahan yang menjadi simbol ting jing (lamaran) dan baju sebagai simbol sang git (seserahan). (Dimas Alif/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Tiga momen penting warga Tionghoa adalah kelahiran, pernikahan, dan kematian. Khusus pernikahan ala Tiongkok identik dengan beberapa tradisi seperti ting jing (lamaran), sang git (seserahan), pasang seprai, hingga temu manten.

Direktur Utama Empire Palace Trisulowati menyatakan, tradisi yang kental dengan adat budaya sejatinya tidak hanya terdapat pada pernikahan Jawa. Pernikahan Tiongkok pun demikian. Prosesnya memang tidak bisa dibilang simpel. Namun, tradisi adalah peninggalan nenek moyang.

’’Leluhur juga tidak membuat tradisi secara asal. Harus dipertahankan. Walaupun, sayangnya, tradisi wedding Tiongkok mulai pudar,’’ ucap perempuan yang akrab disapa Chin Chin tersebut.

Dia menjelaskan tahap pernikahan ala Tiongkok yang seharusnya. Pertama adalah ting jing yang berarti lamaran. Proses itu sama dengan lamaran ala orang Indonesia. Sebab, waktunya fleksibel. Bisa setahun atau lebih dari setahun sebelum melangsungkan pernikahan. Yang membedakan adalah barang-barang yang dibawa.

Saat ting jing, keluarga laki-laki disarankan membawa apel, jeruk, permen kacang ting-ting, kue satru, dan beberapa kue lain. ’’Ada juga yang memberikan kaki babi sebagai mahar,’’ ucapnya dalam Pameran Chinese Wedding Empire Palace yang digelar mulai kemarin (23/10) sampai Minggu (26/10).

Selain itu, pihak laki-laki membawa dua angpao. Yaitu, uang pesta dan uang susu. Yang harus diingat, setiap detail barang yang diberikan dalam proses ting jing mempunyai makna. Misalnya, kaki babi sebagai lambang terima kasih. Atau, kue satru yang menjadi doa supaya pasangan bisa bersatu.

Setelah proses ting jing, calon pasangan menjalani tahap sang git atau seserahan yang idealnya dilakukan seminggu sebelum hari H. Sang gitpunya arti bahwa sang laki-laki sudah mampu menafkahi sang perempuan secara lahir dan batin. Karena itu, seserahan yang dibawa sudah berbentuk baju mulai atas sampai bawah. Mulai sepatu, sandal, kaus kaki, baju dalam, sampai baju pesta dan kosmetik.

Nah, semakin lama, Chin Chin melihat semakin banyak orang yang salah dalam melakukan tradisi itu. ’’Yang paling simpel, misalnya, barang yang harusnya dibawa saat sang git malah dibawa saat ting jing, atau sebaliknya,’’ ucap Chin Chin.

SURABAYA – Tiga momen penting warga Tionghoa adalah kelahiran, pernikahan, dan kematian. Khusus pernikahan ala Tiongkok identik dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News