Pelajar Asal Blitar Diduga Jadi Korban di Syria

Dikabarkan Tewas dalam Insiden Bom

Pelajar Asal Blitar Diduga Jadi Korban di Syria
Orang tua Muhammad Rofiq. Foto: Jawa Pos Radar Tulungagung

jpnn.com - BLITAR – Seorang warga Indonesia diduga kuat menjadi korban perang antara kelompok negara Islam (ISIS) dan pihak-pihaknya yang menentang di Syria. Pelajar yang bernama Muhammad Rofik, 23, warga Dusun Klampok, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, itu dikabarkan meninggal dalam insiden pengeboman di Negeri Presiden Bashar al-Assad tersebut.

Kabar itu disampaikan seseorang yang mengaku anggota satuan intelijen dari Polres Kota Blitar. Sang intel menginformasikannya kepada salah seorang perangkat desa setempat sekitar sepuluh hari yang lalu. Tetapi, dia justru meminta kabar tersebut tak diberitahukan secara gamblang kepada pihak keluarga agar tidak shock.

’’Yang bersangkutan justru meminta agar perangkat desa menanyakan terlebih dulu kepada pihak keluarga apakah sudah mengetahui kabar tentang kondisi pemuda itu,’’ ujar Kepala Dusun Klampok, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Eko Purwiyanto Sabtu (22/11).

Dia menjelaskan bahwa intel yang mendatangi perangkat desa tersebut menyatakan bahwa Rofik meninggal dalam sebuah insiden pengeboman di salah satu kota di Syria yang sedang dilanda perang. Perang itu melibatkan tentara pemerintah Syria dan milisi ISIS.

Menurut Eko, intel tersebut meminta hal itu disampaikan kepada pihak keluarga Rofik. ’’Saya juga antara percaya dan tidak dengan kabar tersebut. Tetapi, saya tidak sempat menanyakan lebih mendalam terkait identitas pria tersebut. Makanya, saya hanya memastikan. Ternyata pihak keluarga (Rofik) juga tidak tahu mengenai kabar tersebut,’’ katanya.

Sementara itu, Sri Rahayu, ibunda Rofik, membenarkan bahwa anaknya selama ini memang berada di luar negeri. Ditemui di rumahnya di Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, kemarin, dia menuturkan belum pernah berkomunikasi dengan Rofik sejak anaknya berangkat ke luar negeri untuk belajar di Madinah sekitar tiga bulan lalu atau setelah Lebaran. Keluarga dan kerabat yang lain juga belum pernah kontak dengan Rofik.

’’Sejak berangkat sampai saat ini, belum pernah ada komunikasi sama sekali. Saya juga tidak tahu bagaimana kabarnya sampai saat ini,’’ papar ibu tujuh anak tersebut.

Menurut Sri, pihak keluarga dapat memahami bahwa mungkin kondisi di tempat belajar anaknya itu sangat ketat. Jadi, Rofik belum sempat berkomunikasi dengan pihak keluarga di Indonesia.

BLITAR – Seorang warga Indonesia diduga kuat menjadi korban perang antara kelompok negara Islam (ISIS) dan pihak-pihaknya yang menentang di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News