Ada Potensi Usai Munas Golkar Muncul Partai Sempalan

jpnn.com - JAKARTA - Partai Golkar bakal menggelar musyawarah nasional (Munas) IX pada 30 November mendatang. Ini sesuai keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) VII Golkar yang berlangsung di Yogyakarta 17-19 November lalu.

Tidak dipungkiri bahwa di Munas Golkar nanti, kompetisi untuk memperebutkan posisi ketua umum dan pembentukan struktur baru di dewan pimpinan pusat (DPP) bakal menimbulkan dinamika internal. Sebab, waktu pelaksanaan munas pun menimbulkan silang pendapat di internal Golkar. Terlebih, waktu pelaksanaan Munas Golkar dimajukan dari jadwal sebelumnya Januari 2015.

Peneliti politik dari Indonesian Institute for Development and Democracy Arif Susanto mengatakan,  adanya ketidakharmonisan di internal Golkar dapat menimbulkan perpecahan yang berujung lahirnya partai baru.  "Peluang itu (pembentukan partai sempalan Golkar, red) ada, tapi saya rasa kecil," ujarnya kepada wartawan usai menghadiri diskusi di Jakarta Pusat, Minggu (23/11).

Kemungkinan lahirnya partai baru dari rahim Golkar juga didasari kepemimpinan Ketua Umum Aburizal Bakrie alias Ical. Arif menengarai apabila Golkar kembali dipimpin oleh Ical partai pemenang Pemilu 2004 itu bakal stagnan.

"Lihat saja, dua sampai tiga pemilu kemarin suara Golkar stagnan karena masih mendapat dukungan dari pemilih tradisionalnya. Hal inilah yang masih dilakukan Ical," ulas Arif.

Dia membeberkan, selama ini Ical menganut pola bossisme atau sistem politik yang hanya dikontrol oleh satu tokoh. Dengan begitu, Golkar tidak akan pernah kembali berjaya karena hanya nama Ical yang menjadi besar.

"Partai manapun kalau bergantung dan menganut sistem bossisme hanya figurnya saja yang besar tetapi partainya kecil. Lihat saja Amien Rais di PAN, Amiennya besar tapi partainya kecil," kata Arief.

Karena itu, sebagai calon ketua umum petahana, Ical diminta dapat membuat suasana persaingan dalam Munas IX menjadi kompetitif. "Suara Golkar sekarang kecil karena masih ada faksi-faksi di dalamnya. Contohnya, jika dibuat kompetitif maka semua calon akan turut serta membangun Golkar bersama-sama bukan terpecah," pungkas Arif.(rmo/jpnn)