Tidur-tiduran sebelum Diboyong ke Nusakambangan

Tidur-tiduran sebelum Diboyong ke Nusakambangan
Nusakambangan. Foto: Int

MADIUN - Terpidana mati kasus penyelundupan narkotika Raheem Agbaje Salami juga sudah dipindahkan dari Lapas Kelas I Madiun. Karena jarak Madiun cukup dekat dengan Nusakambangan, Raheem dipindahkan melalui jalur darat.
 
Dari pantauan Jawa Pos Radar Madiun, tim penjemput dari kejati dan kepolisian masuk ke halaman Lapas Kelas I Madiun Rabu sekitar pukul 01.00. Setelah prosesi serah terima, sekitar pukul 01.45, pintu gerbang selatan terbuka dan minibus L-300 melaju kencang.

Di dalamnya, terdapat terpidana mati Raheem Agbaje yang dikawal sepuluh anggota Polda Jatim.
 
Kepala Lapas Kelas I Madiun Anas Saepul Anwar menceritakan, sebelum dilayar ke Lapas Besi Nusakambangan, Raheem tidur-tiduran di selnya. Saat petugas datang menjemput, dia langsung menuju kamar mandi dan membawa tas berisi pakaian. "Sebelum keluar sel, dia sempat berdoa dan membawa tas," ungkapnya.
 
Berjalan dari sel menuju ruang serah terima pemindahan, Raheem menjabat tangan pejabat lapas dan sipir sambil meminta maaf jika selama tujuh tahun di lapas sikapnya kurang baik. "Saat keluar sel, wajahnya terlihat sedih dan pasrah," katanya.
 
Bagaimana situasi Nusakambangan? Jawa Pos Radar Banyumas melaporkan, pesawat Wings Air yang mengangkut duo Bali Nine mendarat di Bandara Tunggul Wulung, Cilacap, pukul 08.14. Konvoi pembawa dua terpidana mati itu meninggalkan Bandara Tunggul Wulung pukul 08.20 menuju Dermaga Wijayapura. Rombongan tiba di Dermaga Wijayapura pukul 08.50.
 
Saat rombongan tiba, sejumlah personel kepolisian dan TNI membentuk pagar betis. Bersamaan dengan itu, dua helikopter TNI-AU berputar-putar di atas dermaga untuk mengawal pemindahan. Di laut, empat unit boat milik TNI-AL hilir mudik mengamankan saat Kapal Pengayoman yang membawa terpidana mati itu menyeberang menuju Dermaga Sodong, Nusakambangan.
 
Hanya berselang 10 menit, pukul 09.10, rombongan yang membawa terpidana mati Raheem Abagje menyusul tiba di Dermaga Wijayapura dari Lapas Madiun. Namun, pengawalan untuk Raheem tidak seketat pengawalan terhadap duo Bali Nine. Raheem pun langsung masuk Kapal Pengayoman. Tiga terpidana mati yang baru dipindahkan itu langsung menempati ruang isolasi di Lapas Besi.
 
Sampai tadi malam, belum didapat informasi waktu pelaksanaan eksekusi. Diperkirakan, eksekusi dilaksanakan setelah pembangunan tempat pemulasaran jenazah di pos polisi Nusakambangan, Limus Buntu, selesai. Pantauan terakhir, pembangunan sudah mencapai 90 persen.
 
Di Lapas Besi sudah terdapat sepuluh ruang isolasi untuk menampung terpidana mati yang akan dieksekusi. Setelah pemindahan seluruh terpidana mati ke Nusakambangan, selama tiga hari, keluarga masih diperbolehkan mengunjungi mereka. Namun, selama tiga hari setelah itu, para terpidana sudah harus masuk ruang isolasi.
 
Ketidakjelasan pelaksanaan eksekusi juga diutarakan Ustad KH Hasan Makarim. Rohaniwan untuk napi muslim itu masuk ke Nusakambangan pukul 16.30 kemarin. Dia mengungkapkan, dirinya belum diminta mendampingi terpidana mati yang selalu dilakukan sebelum eksekusi dilaksanakan.
 
Hingga tadi malam, kondisi Dermaga Wijayapura yang pada hari biasa sepi kini terlihat ramai. Sejak pagi, puluhan warga datang silih berganti memadati dermaga tersebut.

Mereka penasaran terhadap pemindahan terpidana mati maupun aktivitas sejumlah jurnalis di sekitar dermaga. Sejumlah pedagang kaki lima, khususnya penjual batu akik, memanfaatkan situasi ramainya warga tersebut. (art/yes/pra/irw/adi/c5/kim)

 


MADIUN - Terpidana mati kasus penyelundupan narkotika Raheem Agbaje Salami juga sudah dipindahkan dari Lapas Kelas I Madiun. Karena jarak Madiun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News