‎Ricuh, Mediasi Ahok-DPRD Deadlock: Gubernur Ngamuk, Cing

‎Ricuh, Mediasi Ahok-DPRD Deadlock: Gubernur Ngamuk, Cing
dok: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan mediasi antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan jajaran DPRD DKI Jakarta. Namun, proses mediasi itu berakhir dengan kericuhan.

Sekitar pukul 11.40 WIB terdengar gebrakan meja dan teriakan-teriakan dari dalam ruang rapat. Teriakan itu seperti "Ini gubernur apa preman?", dan "Jangan coba atur-atur dan tekan-tekan anak buah".

Pada pukul 11.45 WIB, seluruh anggota DPRD DKI Jakarta keluar sambil berteriak-teriak. Mereka mengatakan "Gubernur ngamuk cing. Enggak pantes Gubernur kayak gitu!".

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana alias Lulung mengatakan Ahok ngamuk. Bahkan, Lulung menyebut mantan Bupati Belitung Timur itu menekan anak buahnya sendiri. Penekanan itu terkait dengan pengadaan unit uninterruptible power supply (UPS).

"Gubernur ngamuk, gubernur menekan anak buahnya. Menekan SKPD-nya tidak boleh menginput ‎APBD hasil pembahasan. Ada UPS katanya enggak diusulkan dalam hasil pembahasan," kata Lulung di Kemendagri, Jakarta, Kamis (5/3). 

Tidak hanya mengamuk, Lulung menambahkan, Ahok sempat berteriak dan mengancam SKPD. ‎"Dia (Ahok) bilang, "Hey, kamu jelaskan bahwa kamu tidak mengusulkan UPS". Sedangkan, UPS itu merupakan hasil pembahasan di masing-masing komisi. Sudah disetujui, sudah diketok palu, sudah ditetapkan di Paripurna dan Pak Gubernur mengucapkan terima kasih," ucapnya. 

Karena itu, Lulung menjelaskan masih terjadi kebuntuan terkait pembahasan mengenai APBD DKI Jakarta 2015. "(Hasilnya) deadlock," tandasnya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun, mediasi itu ricuh karena Ahok meminta Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi untuk menjelaskan pengadaan unit UPS.

JAKARTA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan mediasi antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan jajaran DPRD DKI Jakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News