Terserang Malaria, Dokter PTT di Pedalaman Papua Meninggal Dunia

Terserang Malaria, Dokter PTT di Pedalaman Papua Meninggal Dunia
Terserang Malaria, Dokter PTT di Pedalaman Papua Meninggal Dunia

BERITA seorang dokter mengorbankan nyawanya dalam pengabdian diri untuk kemanusiaan kembali berulang.  Seorang dokter muda lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin tahun 2012 meninggal dunia tanggal 13 Mei 2015 di RSUD Abeparu Jayapura.
----------
Ari Fahrial Syam, MD.PhD,FACP*
----------
Beliau menderita malaria berulang dan  terlambat dievakuasi dari Puskesmas tempat dinasnya beberapa hari karena kendala cuaca sehingga kondisi semakin memburuk saat sampai RS Abepura Jayapura.  Saat beliau akan dievakuasi ke Makasar nyawanya tidak tertolong.

Dr. Dhanny Elya Tangke, biasa dipanggil Dhanny, adalah dokter PTT di Kabupaten Pegunungan Bintang, Propinsi Papua sejak tahun 2013. Beliau ditempatkan di daerah sangat terpencil di Distrik Weime sebuah distrik baru di daerah dataran rendah bagian utara pegunungan Bintang.

Kabupaten pegunungan Bintang sendiri menduduki peringkat 371 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) tahun 2013 dari 497 kabupaten di Indonesia. Berita meninggalnya seseorang dokter yang bekerja di daerah terpencil memang selalu berulang, baik karena sakit maupun kecelakaan.

Daerah distrik Weime  memang terkenal dengan kasus malarianya. Risiko untuk seorang dokter bekerja di daerah endemis malaria adalah terjangkit malaria dan ini terjadi pada dokter muda yang mempunyai banyak mimpi-mimpi ini.

Dari hasil perbincangan saya dengan rekan beliau, saya mendapat info rencananya setelah menyelesaikan tugas di Propinsi Papua beliau memang akan kembali untuk melanjutkan pendidikan spesialis. Tetapi nasib berbicara lain, malaria telah mengubur cita-citanya dan harapan-harapan keluarganya.  

Dhanny  semasa mahasiswa merupakan salah satu aktifis kampus, aktif menjadi panitia berbagai kegiatan di kampus. Juga bergabung dengan Tim Bantuan Medis Calcaneus FK UNHAS, membuat beliau mencintai kegiatan-kegiatan sosial sampai akhirnya memilih menjadi dokter pegawai tidak tetap (PTT) di derah sangat terpencil di Kabupaten Pegunungan Bintang Papua. Tahun 2015 ini merupakan tahun ketiga beliau mengabdikan diri menjadi seorang dokter di tanah Papua.

Adanya berita seorang dokter yang meninggal saat bertugas mustinya bisa menjadi bukti bahwa seorang dokter kadang kala berada pada risiko yang tinggi dalam melaksanakan tugas tersebut.

Dhanny sendiri tidak sendiri, bersama beliau ada ratusan dokter PTT yang ditempatkan di daerah terpencil dengan risiko nyawa sekalipun. Sumpah dokter yang pertama memang menjadi patokan untuk seorang dokter melakukan profesinya. Lafal 1 sumpah dokter: “Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan”.

BERITA seorang dokter mengorbankan nyawanya dalam pengabdian diri untuk kemanusiaan kembali berulang.  Seorang dokter muda lulusan Fakultas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News