Ibunda Rani: Pulanglah Nak, Kami Rindu, Jangan Mau Disesatkan
jpnn.com - Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mendadak tenar. Bukan karena prestasi, tapi organisasi ini terkenal lantaran banyaknya pengaduan warga yang mengaku kehilangan sanak famili. Kehilangan itu konon setelah mereka bergabung sebagai anggota. Jejak Gafatar ternyata sudah lama sampai di NTB.
Delapan bulan sudah berlalu. Rani Ayunia Pradini Putri (19) dan Risman Hafiz (23) belum juga pulang ke rumah. Muda-mudi Dusun Are Manis, Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat (Lobar) ini diduga dibawa kabur Gafatar.
Kabar gembira sempat singgah pada Hanafi dan Marjaah, orang tua Rani. Sebab, polisi menemukan tempat persembunyian Gafatar di Kalimantan. Mereka sempat mengira anak sulungnya berada di tengah-tengah pengikut Gafatar.
Sayangnya, dari ribuan pengikut Gafatar ternyata tidak ada Rani di sana. Asa tersebut, tiba-tiba lenyap. Perasaan sedih berlipat kembali menyelimuti keduanya. Delapan bulan mereka tidak melihat anak kesayangannya itu.
“Kami berharap segera pulang. Kami merindukannya,” kata ayah Rani, Hanafi kepada Lombok Post (Grup JPNN), Selasa (2/2).
Untuk mengetahui kabar anaknya, Hanafi berserta istri terus mengikuti pemberitaan media massa. Setiap kali televisi menyebut Gafatar, dirinya selalu menonton. Harapan itu muncul saat Polisi mengendus keberadaan warga NTB yang diduga mengikuti Gafatar di Kalimantan.
“Mudah-mudahan itu anak saya,” kata dia penuh harap.
Orang tua mana yang tidak sedih. Anaknya berbulan-bulan hilang tanpa kabar. Parahnya lagi, handphone yang digunakan anaknya tidak lagi bisa dihubungi.
Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) mendadak tenar. Bukan karena prestasi, tapi organisasi ini terkenal lantaran banyaknya pengaduan warga yang mengaku
- Polisi Bergerak Mengusut Kasus Kepala Bayi Putus saat Persalinan
- Prakiraan Cuaca Riau 26 April 2024, BMKG: Waspada Petir, Hujan Lebat
- Kombes Misbahul: Penerimaan Anggota Polri di Aceh Dilaksanakan Secara Bersih dan Terbuka
- Halalbihalal dengan Wartawan, Kapolres Inhu Ajak Wujudkan Pilkada yang Kondusif dan Aman
- Pamit Donor Darah, Gugun Ditemukan Tewas Tiga Hari Kemudian
- Animo Pendaftar Casis Bintara Polri di Polda Papua Tinggi, Begini Penjelasan Kombes Sugandi