Ilmuwan Jepang Temukan 20 Spesies Tanaman Baru di Siak

Ilmuwan Jepang Temukan 20 Spesies Tanaman Baru di Siak
Sejumlah ilmuwan dari Universitas Kyushu Jepang melakukan penelitian di kawasan konservasi atau arboretum APP-Sinar Mas di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. FOTO: Tim peneliti for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Sejumlah ilmuwan dari Universitas Kyushu Jepang melakukan penelitian di kawasan konservasi atau arboretum APP-Sinar Mas di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, untuk mengidentifikasi keanekaragaman hayati hutan hujan tropis di Asia Tenggara.

‎Ahli Botani dan Taksonomi Universitas Kyushu Tetsukazu Yahara mengungkapka, tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi keanekaragaman hayati hutan yang ada. Apalagi luas hutan tropis terus berkurang sehingga banyak jenis spesies tumbuhan juga hilang. 

“Tim kami sudah sepekan terakhir melakukan riset di arboretum APP-Sinar Mas yang luasnya mencapai sekitar 170 hektare. Kami  selama delapan jam sehari berjalan kaki ke tengah tegakan pohon yang lebat di arboretum. Kami meneliti tanaman dari yang terkecil hingga pohon yang tingginya lebih dari 20 meter untuk mengambil sampel penelitian,” kata Tetsukazur, Rabu (16/3).

Menurut dia, dari mata orang awam, flora yang terdapat di arboretum tersebut terlihat serupa. Namun, Tetsukazu mengatakan kawasan konservasi tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.

“Dalam jarak 100 meter kami melakukan riset di tempat ini, ditemukan sekitar 300 spesies tanaman yang berbeda. Saya juga melihat ada 10 sampai 20 spesies yang kemungkinan adalah spesies baru, namun untuk membuktikannya perlu penelitian lebih lanjut," ujarnya.

Ia mengatakan dalam rangkaian penelitiannya, tim dari Universitas Kyushu telah meneliti hutan hujan tropis di Sabah dan Serawak, Malaysia. Kemudian, mereka juga sudah meneliti ke Provinsi Sumatera Barat dan kini melanjutkannya ke hutan Riau.

“Hutan di Riau ini kurang lebih sama dengan yang ada di Sabah dan Serawak, hanya saja keanekaragaman hayati di sana sedikit lebih banyak," katanya.

Tetsukazu memberikan masukan kepada perusahaan Sinarmas Forestry bahwa potensi keanekaragaman hayati yang dilindungi di kawasan konservasi tersebut harus diperluas. Ia menilai arboretum perusahaan industri kehutanan seluas 170 hektare itu terlalu kecil untuk kepentingan konservasi yang berkelanjutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News