Tolong! Bekasi Terancam Krisis Sampah

Tolong! Bekasi Terancam Krisis Sampah
TPA Sumur Batu, Bekasi, Jawa Barat. Foto: pojokjabar

jpnn.com - BANTARGEBANG  – Kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) Sumurbatu, Bantargebang, Bekasi diperikirakan segera mencapau batas maksimal. Sementara untuk perluasan, pemerintah setempat terkendala luas lahan dan teknologi pengolahan sampah. 

Kepala UPTD TPA Sumurbatu Atjep Rusfianto mengatakan, area yang dikelolanya itu hanya mampu menampung sampah hingga satu sampai dua bulan ke depan. "Itu pun dengan melakukan pembenahan di zona-zona yang ada supaya sampah bisa ditampung lagi," ungkap Atjep saat dihubungi Radar Bekasi, kemarin.

Sekedar diketahui, dari lima zona yang ada di TPA Sumurbatu itu, rata-rata setiap zona sudah dipadati sampah hingga ketinggian 20 meter. Sampah masyarakat Kota Bekasi sendiri setiap harinya masuk sekitar 700 ton ke TPA ini. Dengan kondisi ini ancaman longsor sampah bukan tidak mungkin akan terulang kembali di musim hujan ini. Ancaman kebakaran lahan akibat tinggi gas metan dari tumpukan sampah juga patut diwaspadai di musim kemarau nanti.

Atjep pun mengakui, Kota Bekasi mengalami krisis lahan TPA. Untuk menangulangi kekurangan lahan tersebut, Pemkot Bekasi mengupayakan pembebasan lahan seluas 3,6 hektare yang akan dijadikan perluasan zona baru pembuangan sampah TPA Sumurbatu. Wacana membuang sampah masyarakat Kota Bekasi ke TPST Bantargebang milik Pemprov DKI Jakarta pun sempat mengemuka sebagai salah satu solusi mengatasi keterbatasan lahan TPA Sumurbatu.

Namun, belakangan Pemkot Bekasi menegaskan tak akan membuang sampah Bekasi ke Bantargebang. "Kita aktifkan lagi zona 3 untuk dioperasikan. Tidak jadi kita buang ke Bantargebang," ungkap Kepala Dinas Kebersihan Abdillah. (dat/dil/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News