Kemenhub: Pengoperasian Tol Pejagan-Brebes Dipaksakan

Kemenhub: Pengoperasian Tol Pejagan-Brebes Dipaksakan
ILUSTRASI. FOTO: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kemacetan parah selama puluhan jam mewarnai arus lalu lintas di Tol Pejagan-Brebes saat arus mudik, kemarin. Tol yang masih tergolong baru ini, terkesan dipaksakan untuk beroperasi, sementara infrastrukturnya belum terpenuhi.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdar) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Pudji Hartanto menilai, tol Cikarang Utama memiliki 32 gardu, tidak berbanding lurus dengan tol Brebes Timur yang hanya mempunyai10 gardu.

"Penyebab utama, pintu tol tidak sebesar Cikarang Utama. Analoginya kan biar tidak antre dan mampet di Brebes Timur gardunya itu harus sama kayak tol Cikarang Utama. Menurut pemikiran saya masuk dan keluar gardunya harus sama," ujar Pudji saat dihubungi.

Pudji memperkirakan, dari seluruh kendaraan yang masuk di tol Cikarang Utama, setidaknya 80 persen kendaraan keluar di tol Brebes Timur.

"Bisa dibayangkan, masuk ke jalan tol yang tidak terbagi menuju ke arah timur. Terbaginya hanya di Pejagan, setelah itu langsung tol Brebes Timur," imbuh Pudji.

Namun, kata Pudji, hanya sedikit pemudik yang memilih untuk keluar di tol Pejagan, karena harus memutar jika ingin mengarah ke Jawa Timur. Menurutnya, pemudik pasti akan memilih untuk melewati tol Brebes.

"Sepanjang 30 Km itu, tidak ada jalur alternatif. Kalau di pintu keluar tol Brebes macet, imbasnya pasti ke belakang," jelas Pudji.

Lebih lanjut, mantan Kapolda Sulselbar ini menjelaskan, unsur paksaan pengoperasian tol Brebes dilihat dari pintu keluar tol yang langsung menghadap aktivitas masyarakat.

JAKARTA - Kemacetan parah selama puluhan jam mewarnai arus lalu lintas di Tol Pejagan-Brebes saat arus mudik, kemarin. Tol yang masih tergolong baru

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News