100 Tahun Hoegeng, Cak Arnaz: Kisahnya Relevan, Jadi Pengingat Seluruh Anggota Polri
Mantan Kabareskrim Polri itu mengatakan Hoegeng memiliki keteguhan dalam menjaga prinsip, integritas, dan dedikasi.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan konsep transformasi menuju Polri yang Presisi dalam mewujudkan polisi yang dekat dan dicintai masyarakat.
Jenderal Listyo juga berharap akan adanya Hoegeng-Hoegeng baru di jajaran Polri.
Selain menjadi Kapolri pertama di era Orde Baru, Hoegeng memang sempat menjabat di sejumlah posisi penting seperti Dirjen Imigrasi (1961-1965), Menteri Iuran Negara (1965), hingga Menteri/Sekretaris Kabinet Inti (1966) di era Orde Lama.
Anak pasangan Soekario Kario Hatmodjo, seorang ambtenaar (Kepala Kantor Kejaksaan Karesidenan Pekalongan asal Tegal) dengan Oemi Kalsoem (seorang ningrat asal Pemalang) itu juga dikenal piawai bermain musik, khususnya ukelele, gitar, dan bass. Hoegeng membuat grup musik bernama Hawaiian Seniors.
Namun, buntut terlibat dalam Petisi 50, maka acara yang sempat disiarkan di Radio Elshinta dan TVRI hampir selama 10 tahun itu dihentikan dengan berbagai alasan.
Hoegeng menjadi polisi setelah terinspirasi idolanya di masa kecil, yaitu Kepala Jawatan Kepolisian di Karesidenan Pekalongan Komisaris Polisi Ating Natadikusumah.
Hoegeng lalu bersekolah di Sekolah Kader Tinggi Polisi Sukabumi di bawah didikan RS Soekanto (yang kelak jadi Kapolri pertama).
Keteladanan Jenderal Hoegeng adalah pengingat bahwa menjaga moral, kejujuran, dan kesederhanaan merupakan hal penting. Seorang Kapolri yang hidup sangat sederhana, bahkan tak mampu beli rumah dan mobil.
- Kematian Brigadir RA saat Jadi Ajudan Pengusaha Harus Jadi Atensi Kapolri
- Brigadir RA Tewas, Sang Komandan Disentil Kompolnas
- Polda Papua Buka Penerimaan Bintara Polri, Kuotanya 2.000 Personel
- Pria Ini Ancam Anggota Polres Inhil Pakai Golok, Polisi Lepas Tembakan
- Polri Terima 2 Penyandang Disabilitas Sebagai Polisi Melalui Seleksi SIPSS
- Iptu Wahyudi Meninggal saat Bertugas Mengamankan Pemilu 2024