15 Tahun Reformasi Lebih Banyak Untungkan Politisi
Selasa, 21 Mei 2013 – 10:01 WIB
JAKARTA - Hari ini, reformasi yang bergulir telah genap 15 tahun. Diawali dengan lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, reformasi yang awalnya ditujukan untuk mengatasi berbagai persoalan di berbagai bidang ternyata masih tetap menyisakan banyak masalah.
Menurut ekonom Dradjad H Wibowo, hasil positif reformasi justru lebih banyak dari sisi politik dan ketatanegaraan. "Tapi masih banyak yang melenceng di bidang lainnya," katanya melalui layanan e-mail ke JPNN, Selasa (21/5).
Dituturkannya, Indonesia memang makin demokratis, meskipun belum memenuhi standar demokrasi negara maju. Selain itu, lanjut Dradjad, meski rakyat punya hak memilih langsung pemimpinnya namun praktik politik uang justru semakin merajelela.
Sejak reformasi, daerah juga mendapatkan hak mengatur diri sendiri (otonomi) yang lebih besar dibandingkan jaman Orde Baru (Orba). Hanya saja, tak semua daerah berhasil memajukan diri lewat otonomi. "Otonomi daerah belum memberikan hasil maksimal bagi kesejahteraan rakyat," sambungnya.
JAKARTA - Hari ini, reformasi yang bergulir telah genap 15 tahun. Diawali dengan lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, reformasi yang awalnya
BERITA TERKAIT
- Aparat Gabungan Amankan Homeyo, Pesawat Sipil Kembali Beroperasi di Bandara Pogapa
- Manfaatkan Dunia Digital untuk Berdagang, Belajar, dan Share Informasi
- 5 Berita Terpopuler: Daftar Verval Honorer BKN Keluar, yang Non-Database Jangan Berharap, soal PPPK Part Time Bagaimana?
- Eks Tim Mawar Buka Suara soal Rumor Sjafrie Sjamsoeddin Masuk Kabinet Prabowo-Gibran
- Pemerintah Terus Berupaya Memberantas Judi Online dan Pinjol Ilegal
- Sinkronisasi Data Korban Galodo Sumbar, BNPB: 61 Orang Meninggal