18 Pengunjuk Rasa di Myanmar Tewas Tertembak Polisi

18 Pengunjuk Rasa di Myanmar Tewas Tertembak Polisi
Petugas medis sedang berusaha menangani seorang pengunjuk rasa yang mengalami luka tembak di Dawei hari Minggu (28/2/2021). (Reuters)

Indonesia sebagai bagian dari ASEAN mengambil inisiatif untuk menyelesaikan keadaan di Myanmar, dengan menyatakan keprihatinan mendalam atas terjadinya kekerasan dan menyerukan semua pihak menahan diri.

18 Pengunjuk Rasa di Myanmar Tewas Tertembak Polisi Photo: Partai Aung San Suu Kyi, Liga Nasional bagi Demokrasi menang telak dalam pemilu bulan November lalu. (AP: Peter DeJong/File)

 

'Seperti medan perang"

Setelah adanya kudeta, hampir setiap hari terjadi unjuk rasa di jalanan di penjuru kota-kota di Myanmar yang dihadiri ratusan ribu warga.

"Myanmar seperti medan perang," kata Kardinal Katolik Myanmar, Charles Maung Bo di Twitter.

Minggu pagi kemarin, polisi yang didukung kekuatan miiliter turun ke jalanan melepaskan tembakan ke berbagai kawasan di kota Yangon menggunakan granat, tembakan ke udara dan gas air mata, meski gagal membubarkan massa.

18 Pengunjuk Rasa di Myanmar Tewas Tertembak Polisi Photo: Banyak diantara pengunjuk rasa adalah anak-anak muda yang menentang kudeta miiliter. (Reuters)

 

Polisi juga melemparkan granat di sebuah sekolah kedokteran di Yangon dan membuat para dokter dan mahasiswa berhamburan menyelamatkan diri.

Sebuah kelompok bernama 'Whitecoat Alliance' mengatakan sekitar 50 staf medis sudah ditahan.

Polisi Myanmar melepaskan tembakan langsung ke arah para pengunjuk rasa menewaskan belasan orang dalam unjuk rasa paling mematikan di Myanmar sejauh ini, setelah kudeta yang dilakukan militer awal Februari lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News