30 Persen Anak Indonesia Merokok Sebelum Usia 10 Tahun

30 Persen Anak Indonesia Merokok Sebelum Usia 10 Tahun
Perokok. Foto: Third Force News

Alumnus Program Studi Farmasi Universitas Indonesia (UI) itu juga prihatin karena mayoritas perokok merupakan kaum marginal.

Dia pun berinisiatif mendirikan komunitas Duta Cilik AntiRokok.

Bagi dia, strategi efektif untuk mengurangi jumlah perokok adalah mengedukasi anak-anak sejak dini tentang bahaya rokok.

Apalagi, dia melihat selama ini belum ada gerakan antirokok yang menyasar anak-anak. Mayoritas gerakan antirokok di Indonesia selama ini menyasar orang dewasa.

''Agak skeptis kalau harus kampanye antirokok ke orang yang sudah mengenal rokok. Akhirnya, lihat kenapa sih tidak mulai dari anak-anak saja sebelum mereka itu kenal rokok dari orang tua dan temannya. Ya sudah, kami kenalin saja rokoknya,'' ungkap Rosita.

Dengan demikian, anak-anak tersebut memiliki pilihan untuk bisa hidup sehat tanpa rokok atau harus bergantung pada rokok yang berpotensi mendatangkan berbagai penyakit.

Pada 1 Juni 2014 pun berdirilah Duta Cilik AntiRokok di Museum Mandiri, kawasan Kota Tua, Jakarta, dengan mengedukasi 200 anak.

Agar tidak membosankan dan bisa menarik minat anak berusia 5-13 tahun, dipilihlah metode edukasi yang menyenangkan.

Orang tua juga harus diberi pemahaman untuk mendukung upaya anak menjauhi rokok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News