30 Persen Anak Indonesia Merokok Sebelum Usia 10 Tahun

30 Persen Anak Indonesia Merokok Sebelum Usia 10 Tahun
Perokok. Foto: Third Force News

''Mereka dijelasin pakai gambar. Pakai permainan. Pakai praktikum juga. Kami menyebut praktikumnya itu sulap,'' jelasnya.

Rosita lantas mencontohkan dengan memasukkan tisu ke dalam botol yang ada asap rokoknya.

Tisu yang semula putih bersih pun berubah cokelat. Itulah gambaran dampak rokok ke tubuh manusia.

''Kalau kami ngomongin rokok mengandung nikotin, kan mereka nggak paham itu apa. Ya udah, kami harus pakai peragaan. Terus pakai gambar, pakai flashcard. Kayak gambar yang kita bolak-balik ada gambarnya, keterangannya,'' imbuhnya.

Keterlibatan orang tua juga menjadi aspek penting agar edukasi tersebut berhasil. Karena itu, Duta Cilik (Ducil) AntiRokok juga sering mengundang orang tua untuk ikut dalam kegiatan edukasi.

''Kalau anak-anak waktu ikut kegiatan memahami tentang rokok, tetapi saat di rumah bertemu dengan orang tua yang perokok, ya sia-sia dong,'' ujarnya.

Untuk itu, edukasi juga sering dilakukan dengan mengunjungi kompleks-kompleks yang mayoritas berisi kaum marginal.

''Strategi kedua itu kami ke kompleks. Namanya Ducil goes to kompleks. Itu kami ke kompleks-kompleks yang paparan asap rokoknya tinggi,'' ungkap Rosita.

Orang tua juga harus diberi pemahaman untuk mendukung upaya anak menjauhi rokok.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News