3.287 Pengungsi Sinabung Belum Boleh Pulang

Butuh Bantuan Logistik dan Masker

3.287 Pengungsi Sinabung Belum Boleh Pulang
TETAP SEKOLAH: Sejumlah siswa baru saja pulang sekolah di SD Suka Ndebi, Kab.Karo, Jumat (10/10). Foto: Sumut Pos/JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, setahun terakhir membuat persoalan pengungsian tidak kunjung tuntas. Perpanjangan masa tanggap darurat membuat pemerintah setempat harus menyiapkan sejumlah logistik, terutama untuk keperluan para pengungsi.

Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dan Pemkab Karo masih menangani 3.287 pengungsi dari tiga desa dan satu dusun. Para pengungsi tersebut belum diperbolehkan pulang karena tempat tinggal mereka belum aman.

Tiga desa itu adalah Kuta Tengah, Sukanalu, dan Sigarang-garang, plus satu dusun, yakni Lau Kawar. Desa Sigarang-garang terletak di sisi utara Gunung Sinabung dengan jarak dari kawah hanya 2 kilometer (km). Warga setempat belum diizinkan kembali karena PVMBG menetapkan area di radius 3 km dari kawah harus steril.

Begitu pula Desa Sukanalu yang berjarak 3 km di timur laut Sinabung. Sementara itu, warga Kuta Tengah, yang berjarak 4,5 km dari puncak, tidak boleh pulang karena desa mereka terletak di sisi tenggara kawah Sinabung.

”Khusus area selatan dan tenggara kawah, ditetapkan batas aman radius 5 kilometer,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Sebab, papar dia, rata-rata aliran lava maupun awan panas setiap kali Sinabung erupsi mengarah ke tenggara dan selatan. Luncuran awan panas bisa mencapai Desa Kuta Tengah.

Sutopo menuturkan, evaluasi tanggap darurat bencana Sinabung kemarin menghasilkan sejumlah rekomendasi, termasuk dalam penanganan pengungsi. Di antaranya, kebutuhan beras bagi para pengungsi selama satu bulan ke depan diperkirakan mencapai 54 ton. Beras dan lauk-pauk segera diupayakan oleh Pemprov Sumut atau kementerian terkait.

Kemudian, warga sekitar Gunung Sinabung masih memerlukan sedikitnya 250 ribu lembar masker karena cakupan area terdampak abu vulkanis cukup luas. Obat-obatan yang terkait dengan ISPA juga diminta segera dipasok dalam jumlah besar. Mengingat, setiap hari selalu ada pasien yang berobat dengan keluhan ISPA. ”Kami juga mengusulkan agar pengungsi yang belum memiliki kartu jamkesmas segera diproses,” ucap peneliti senior BPPT tersebut.

Sementara itu, PVMBG mencatat, kondisi Sinabung kemarin belum menunjukkan banyak perubahan. Kemarin pagi Sinabung tidak tampak dari pos pengamatan karena pekatnya abu vulkanis. Gempa hybrid, tremor, dan guguran terus terjadi sepanjang hari, menandakan gunung setinggi 2.460 meter itu sangat aktif. (byu/c11/end)


JAKARTA – Letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, setahun terakhir membuat persoalan pengungsian tidak kunjung tuntas. Perpanjangan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News