Survei Median:

35 Persen Tak Nyaman Dipimpin Penganut Agama Lain

35 Persen Tak Nyaman Dipimpin Penganut Agama Lain
Pilkada. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Sebagian besar warga Jakarta pada dasarnya memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap perbedaan etnis dan agama. Namun, terkait pengisian jabatan publik, sikap resistensi warga terhadap perbedaan cukup signifikan.

Paling tidak hal tersebut terlihat dari hasil survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median).

Saat ditanya sikap responden bertetangga dengan orang yang berbeda agama, sebanyak 32,5 persen responden menyatakan cukup nyaman.

Sementara 62,8 persen menyatakan biasa saja, 4 persen menyatakan tidak nyaman. Dan 0,7 persen tidak tahu.

"Tapi ketika ditanya bagaimana perasaan responden jika pimpinan masyarakat seperti RT, RW, lurah, camat, wali kota dan gubernur berasal dari agama lain. Ternyata 35 persen menyatakan tidak nyaman, 51,8 persen menyatakan biasa saja, 11,2 persen merasa nyaman dan 2 persen menjawab tidak tahu,” ujar Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, di Jakarta, Jumat (10/2).

Selain itu, mayoritas responden kata Rico, juga mendukung ketika agama dibawa ke dalam urusan politik. Angkanya mencapai 32,6 persen dari responden.

Hanya 22 persen yang berpendapat agama sebaiknya tidak dibawa-bawa dalam urusa politik. Sedangkan 27,6 persen menyatakan biasa saja dan sisanya menjawab tidak tahu.

Makin besarnya peran politik identitas di kalangan warga Jakarta kata Rico, juga terlihat dari jawaban responden terkait pertanyaan apakah setuju tokoh agama tidak terjun ke dunia politik dan memperebutkan kekuasaan.

 Sebagian besar warga Jakarta pada dasarnya memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap perbedaan etnis dan agama. Namun, terkait pengisian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News