4 Juli

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

4 Juli
Fan Timnas Inggris membanjiri jalanan setelah Tiga Singa melumat Ukraina di perempat final EURO 2020. Foto: diambil dari The Sun

Kovic adalah simbol pemuda naif yang mengira perjuangannya di Vietnam akan dihargai oleh masyarakat sekeliling.

Baca Juga:

Ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. Kovic terkena tembakan di medan perang dan lumpuh permanen. Ia menerima kenyataan pahit. Sambutan masyarakat terhadapnya tak seramah yang diperkirakannya.

Akhirnya Kovic menyadari bahwa ia dan sejumlah teman-temannya veteran perang berjuang untuk sebuah kesia-siaan.

Para veteran tentu kecewa berat menerima kenyataan ini. Begitu pula Kovic yang memang terlihat labil akibat keadaan dirinya yang tak lagi sempurna. Kovic yang merasa hatinya sepi hanya bisa menangis tersedu-sedu sembari berteriak, “Who will love me?”

Kenyataan pahit lain yang diderita Kovic adalah ia mengalami impoten, karena disiksa oleh lawan secara brutal sampai merusak fungsi alat vitalnya.

Pada sebuah adegan, Kovic menangis ketika menyadari bahwa dirinya tidak bisa lagi memerankan fungsi sebagai laki-laki dewasa.

Kovic merasa telah menyerahkan seluruh hidupnya untuk berbakti kepada negara, tetapi yang diperolehnya adalah mimpi buruk yang terus-menerus mengganggunya.

Ia selalu dikejar rasa bersalah dan penyesalan seumur hidup, karena secara tidak sengaja menembak wanita dan anak kecil dalam sebuah serangan bersenjata.

Inggris mempunyai peluang untuk membuat sejarah. Kemenangan 4 Juli akan menjadi penyemangat besar untuk melangkah lebih jauh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News