4 Pakar Ini Sepakat Pelabelan BPA Galon Guna Ulang Tidak Diperlukan

4 Pakar Ini Sepakat Pelabelan BPA Galon Guna Ulang Tidak Diperlukan
Para pengusaha depot air minum yang tergabung dalam Asdamindo mengaku sangat dirugikan dengan adanya wacana labelisasi galon isi ulang berpotensi mengandung BPA. Foto: Dok Asdamindo

“Di keluarga, kami pakai produk air mineral guna ulang kok hampir setiap hari dan tidak apa-apa. Jadi, sebaiknya BPOM lebih bijaksana dan lebih sensi lah. Mungkin kalau ada satu scientific evidence based yang betul-betul menggegerkan dunia tentang ini, ya boleh saja. Namun, kan kita harus belajar, bukan ikut-ikutan.

"Jadi menurut saya, silent jauh lebih bijaksana daripada buat kondisi semua kisruh dan parsial. Bayangkan saudara-saudara kita yang tidak begitu mengerti apa yang menjadi polemik. Apa itu yang dicari? Saya menyesalkan kalau itu yang dicari. Maka hati-hatilah dalam membuat regulasi dan pikirkanlah dampaknya,” tandasnya.

Di acara ini, Pengamat Kebijakan Publik yang merupakan Alumnus George Washington University Amerika Serikat, Agus Pambagio, juga menyuarakan hal yang sama. Dia melihat wacana kebijakan pelabelan BPA galon guna ulang ini sangat kental kaitannya dengan adanya isu persaingan usaha. Pemerintah sebagai regulator sebaiknya tidak ikut campur dan duduk di tengah.

"Pertanyaan saya juga kenapa hanya galon? Kan yang memakai kemasan itu banyak, termasuk makanan dikemas di kaleng, minuman dan sebagainya. Kenapa hanya galon? Unsur lain plastik lainnya kan banyak”, kata Agus.

Menurut Agus, BPOM itu bertanggung jawab terhadap kualitas dari pangan dengan memberikan izin edar di awalnya, lalu melakukan pengujian izin edar dan mengawasi serta menindak ketika ada pengaduan masyarakat.

“Jadi, saya berharap pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan yang dibuat oleh BPOM secara sepihak karena tidak ada uji scientific-nya,” ujarnya.(dkk/jpnn)

Wacana pelabelan Bisfenol A (BPA) yang hanya diterapkan terhadap galon guna ulang yang kini gencar disosialisasikan BPOM dinilai terlalu dipaksakan.


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News