5 Kejanggalan Kematian Brigadir J Direspons Polisi, tentang Jari dan Luka Sayatan

5 Kejanggalan Kematian Brigadir J Direspons Polisi, tentang Jari dan Luka Sayatan
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjawab pertanyaan soal evakuasi jenazah Brigadir J, sopir istri Irjen Ferdy Sambo yang tewas dalam baku tembak. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

"Dekoder CCTV lingkungan yang ada di pos karena yang lama disita (penyidik) dan agar CCTV di lingkungan kompleks tersebut tetap beroperasi maka diganti yang baru," kata Budhi kepada wartawan, Rabu (13/7).

2. Alasan Polri mengungkap kasus itu setelah 3 hari

Insiden polisi tembak polisi itu terjadi pada Jumat (8/7). Namun, polisi baru mengungkap kasus itu kepada publik pada Senin (11/7).

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan alasan polisi baru merilis pada Senin karena bersamaan dengan Hari Raya Iduladha.

"Terkait dengan rilis pada saat itu juga posisinya adalah hari raya, kan, tetapi terpenting adalah penanganan terhadap kasus tersebut, cepat," kata Ramadhan di Mabes Polri, Rabu (13/7).

3. Jenazah Brigadir J dievakuasi pakai apa?

Ketua RT 05/RW 01 di Kompleks Polri Duren Tiga Mayjen Pol (Purn) Seno Sukarto mengatakan seusai kejadian polisi tembak polisi tersebut tak ada warga yang melihat adanya ambulans.

Brigjen Ahmad Ramadhan pun mengungkapkan bahwa jenazah Brigadir J dievakuasi menggunakan mobil jenazah.

"Ya, ambulans, kan, mobil orang sakit. Ini jenazah. Nanti kami sampaikan," kata Ramadhan kepada wartawan, Kamis (14/7).

4. Penyebab dua jari Brigadir J terpotong

Keluarga Brigadir J mengungkap bahwa dua jari polisi yang tewas itu hilang.

Setidaknya ada 5 kejanggalan kasus kematian Brigadir J akibat baku tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo yang direspons polisi. Simak baik-baik ya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News