60 Persen Pelaku UKM Mengalami Pencurian Informasi, Solusinya Bagaimana?

60 Persen Pelaku UKM Mengalami Pencurian Informasi, Solusinya Bagaimana?
Ilustrasi kejahatan siber. Foto: Ricardo/JPNN.com

Selain kehilangan data pelanggan, UKM di Indonesia yang mengalami insiden siber juga kehilangan data karyawan (63 persen), email internal (62 persen), informasi bisnis yang sensitif (60 persen), informasi keuangan (54 persen), dan kekayaan intelektual (54 persen).

Hanya 17 persen responden di Indonesia yang mengatakan mereka dapat mendeteksi insiden siber dalam waktu satu jam.

Jumlah responden yang mampu memulihkan insiden siber dalam waktu satu jam, bahkan lebih sedikit yaitu 12 persen.

"UKM harus bisa mendeteksi, menyelidiki, dan memblokir atau memulihkan sendiri insiden siber yang terjadi, dalam waktu sesingkat mungkin," ujar Director Cybersecurity, Cisco ASEAN, Juan Huat Koo.

"Untuk dapat melakukan itu, mereka membutuhkan solusi yang mudah diterapkan dan digunakan, terintegrasi dengan baik satu sama lain, dan dapat membantu mereka mengotomatisasi kemampuan seperti deteksi, pemblokiran, dan perbaikan insiden siber," imbuhnya.

Koo menambahkan, mereka juga membutuhkan visibilitas yang jelas di seluruh basis pengguna dan infrastruktur IT mereka, termasuk cloud dan penerapan ‘as a service', dan mengambil pendekatan platform untuk keamanan siber.

Studi Cisco menemukan, meski UKM di Indonesia khawatir tentang risiko dan tantangan itu, mereka juga mengambil pendekatan terencana untuk memahami dan meningkatkan kekuatan keamanan siber melalui inisiatif strategis.

Menurut studi tersebut, 84 persen UKM Indonesia dalam 12 bulan terakhir telah melakukan perencanaan skenario atau simulasi untuk mewaspadai insiden keamanan siber.

60 persen pelaku usaha kecil menengah (UKM) mengalami pencurian informasi, solusinya bagaimana?

Sumber ANTARA

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News