7 Cara Tepat Usir Lendir dari Dalam Dada

7 Cara Tepat Usir Lendir dari Dalam Dada
ilustrasi dada sesak.

3. Air garam
Berkumur dengan air hangat yang dicampur garam dapat menghilangkan lendir yang menempel di bagian belakang tenggorokan. Tindakan ini juga bisa meredakan beberapa gejala gangguan pernapasan.

Untuk merasakan manfaat tersebut, tambahkan setengah sendok teh garam ke dalam secangkir air hangat. Aduk hingga garam benar-benar larut, lalu berkumurlah selama beberapa detik. Setelah dirasa cukup, buang air bekas kumur yang mungkin telah bercampur dengan lendir tersebut.

4. Madu
Madu memiliki sifat antivirus dan antibakteri. Sebuah studi pada 2007 menguji efek madu soba pada infeksi saluran pernapasan atas yang menyerang anak-anak. Dilaporkan bahwa anak yang secara konsisten mengonsumsi madu mengalami perbaikan gejala yang signifikan.

Manfaat serupa bisa Anda rasakan dengan mengonsumsi 1 sendok makan madu setiap 3 atau 4 jam sekali hingga lendir di dada atau paru-paru terasa mereda. Hindari memberikan madu untuk anak di bawah 1 tahun.

5. Angkat kepala
Tidur sering terganggu gara-gara dada atau tenggorokan dipenuhi oleh lendir? Tenang, tak perlu khawatir. Anda bisa menyiasati hal tersebut dengan menyangga kepala menggunakan bantal tambahan, agar posisinya lebih tinggi dari dada.

Dengan demikian, lendir di tenggorokan atau paru-paru tidak akan menyumbat saluran pernapasan dan mengganggu tidur malam Anda.

6. Rempah-rempah
Rempah-rempah yang paling umum digunakan untuk meredakan batuk, pilek, dan penumpukan lendir di dalam dada atau paru-paru adalah bawang putih, jahe, lemon, dan cabai rawit.

7. N-acetylcysteine ??(NAC)
NAC adalah jenis suplemen yang dapat digunakan untuk mengencerkan lendir di saluran pernapasan dan mengurangi frekuensi serta tingkat keparahan batuk. Penggunaan terapi jenis ini harus di bawah pengawasan dokter.

Terbentuknya lendir tersebut bisa dilatari oleh beberapa kondisi kesehatan, misalnya refluks asam lambung (GERD), alergi, asma, adanya infeksi bakteri atau virus, bronkritis kronis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kelainan paru-paru lainnya.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News