70 Persen APBD untuk Gaji Pegawai
Terjadi di 11 Daerah, 280 Daerah Sedot Lebih dari 50 Persen
Selasa, 10 April 2012 – 05:52 WIB
"Bagaimana dana untuk kepentingan publik kalau proporsinya sudah begitu" Inilah persoalan otonomi daerah yang sekarang sangat terasa," kata Marzuki di gedung DPR.
"Mereka bukannya melakukan efisiensi dan membatasi penerimaan karyawan atau meningkatkan potensi pendapatan asli daerah atau PAD, tapi malah memperbesar belanja pegawai," kritik wakil ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu.
Bahkan, lanjut Marzuki, tak jarang pemda-pemda melobi DPR untuk mendapatkan dana dengan cara yang tidak tepat. Misalnya, melalui calo. "Inilah sebenarnya persoalan banggar yang sering dipermasalahkan. Tidak akan ada asap kalau tidak ada api," tegasnya.
Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengakui bahwa laju pembangunan di sebagian besar kabupaten/kota di Indonesia terhambat kewajiban membayar gaji PNS. Sebab, alokasi anggaran yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan peningkatan kesejahteraan masyarakat tersedot untuk belanja pegawai. "Kondisi itu sudah tidak sehat," tutur mantan gubernur Sumatera Barat tersebut.
JAKARTA - Tak berbeda dengan wajah APBN, porsi belanja APBD juga semakin tidak propublik. Pemerintah daerah kian boros mengalokasikan sebagian besar
BERITA TERKAIT
- WWF ke-10 di Bali, Putu Rudana Usul Tiap Negara Bikin Omnibus Law Tentang Air
- Ditjen Diktiristek Tampilkan Ratusan Karya Seni Visual, Indah & Menarik
- KKN Universitas Bhayangkara dan Desa Sriamur Bersinergi Cegah Kenakalan Remaja
- Jaksa Didesak Tuntut Maksimal Para Terdakwa Dugaan Korupsi Tol MBZ
- Terima TPP Rp 500 Ribuan, Guru di Yogyakarta Minta Pemerintah Lebih Adil
- Jokowi Bakal Langsung ke Lokasi Bencana Galodo Sumbar