80 Persen Anak Australia di Bawah Usia Empat Tahun Sudah Main Internet

Solusi agar tak berdampak buruk

Satu hal positif dari krisis COVID-19 saat ini, menurut Susan Danby dari Queensland University of Technology di Australia adalah terciptanya perdebatan soal anak-anak muda dan perangkat digital.
Sebelum pandemi virus corona diskusinya masih terbatas antara mereka yang optimis soal teknologi dengan mereka yang khawatir teknologi digital justru akan mencuri masa kanak-kanak dan berdampak buruk bagi proses mereka dalam belajar dan berinteraksi.
"Sekarang perdebatannya adalah 'kita hidup di saat digital menjadi sangat penting, jadi, bagaimana kita bisa membuat pengalaman ini sebaik mungkin'," jelas Profesor Danby.
Profesor Danby baru-baru ini ditunjuk untuk memimpin proyek baru milik 'Australian Research Council' senilai $35 juta dengan mendirikan 'Centre of Excellence for the Digital Child'.
"Fokus utama kami adalah anak-anak yang di awal sekolah, yang sangat sedikit dilakukan baik di internasional atau juga nasional," katanya.
Pusat ini sedang merencanakan studi jangka panjang selama enam tahun terhadap 3.000 keluarga, yang akan mengikuti pengalaman sekelompok anak-anak yang sangat muda ketika mereka pertama kali mulai menemukan teknologi digital.
Beberapa penelitiannya adalah untuk mengetahui apa artinya menjadi warga digital bagi anak berusia lima tahun, termasuk masalah privasi.
Penelitian oleh eSafety Australia menunjukkan sekitar 81 persen anak prasekolah Australia sekarang sudah menggunakan internet secara rutin
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Sumber Zat Besi dari Brokoli Sangat Penting bagi Perkembangan Anak
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas