80 Tahun Radio Australia: Sejarah dan Akan ke Mana Masa Depannya
"Sangatlah penting Australia memiliki suara di kawasan ini, karena banyak kesalahpahaman soal budaya yang sangat berbeda," ujar Prodita Sabarini, salah satu pengguna layanan ABC dan kini bekerja sebagai eksekutif editor The Conversation Indonesia.
"Tanpa suara itu, saya rasa kita tak akan mampu memahami tetangga kita."
Memberikan suara pada Indonesia
Photo: Radio Australia menerima surat setiap pekannya di ruangan yang khusus disediakan untuk surat menyurat dan memperkerjakan 10 orang (foto tahun 1969). (ABC News: Australia Calling)
Salah satu penyiar radio yang paling lama bekerja bersama Radio Australia siaran bahasa Indonesia (RASI) adalah Nuim Khaiyath.
Ia mengatakan keberadaan RASI adalah untuk "saling memperkenalkan" dua bangsa dengan tujuan untuk memberikan rasa "saling pengertian".
"Kita memberikan penjelasan kepada masyarakat Australia mengenai Indonesia dan dalam kasus tertentu mengenai Islam," kata Nuim.
"Kemudian kepada para pendengar di Indonesia, kita mencoba untuk memberikan penerangan, penjelasan mengenai keadaan yang sebenarnya di Australia."
Nuim merasakan menyiarkan berita-berita soal Indonesia dari Australia di saat pemerintahan Presiden Suharto berkuasa.
Read the story in EnglishSejarah Australian Broadcasting Corporation (ABC) tak lepas dari perannya sebagai saksi hubungan Australia dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia
- Dunia Hari Ini: Uang Kuliah Tunggal Universitas Batal Dinaikkan
- Produsen Susu Australia Melihat Peluang dari Rencana Makan Siang Gratis Prabowo
- WNI Didenda Hampir Rp100 Juta di Taiwan Gegara Bawa Daging Babi
- Sampah Saset: Masalah Besar Indonesia dalam Kemasan Kecil
- Dunia Hari Ini: Panggung Kampanye Meksiko Roboh, Sembilan Tewas
- Pemegang WHV Korban Kecelakaan Merasa Beruntung Biaya Perawatan Ditanggung Asuransi