Abu Raung Perih dan Panas jika Kena Mata

Abu Raung Perih dan Panas jika Kena Mata
Gunung Raung. Foto: Radar Banyuwangi/Jawa Pos

jpnn.com - BANYUWANGI - Meski menyemburkan abu vulkanik, kondisi Gunung Raung masih aman. Hal itu disampaikan kepala Sub Bidang Penyelidikan, dan Pengamatan Wilayah Barat, Dr. Hendra Gunawan, di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung kemarin (10/7).

Menurutnya, hingga Jumat siang (10/7) status Gunung Raung masih tetap siaga atau level III. Tidak ada aktivitas vulkanik yang berlebihan, selain hujan pasir vulkanik akibat arah angin.
    
Hasil pengamatan petugas PPGA Raung, cuaca terang, angin berembus tenang, dan suhu udara sekitar 23 derajat celcius. Sementara itu, Gunung Raung terlihat jelas, asap kelabu tebal dengan tingkat lemah dengan ketinggian sekitar 300 hingga 400 meter ke arah tenggara dan selatan. "Masih terdengar suara gemuruh lemah hingga sedang," ujarnya.
    
Berdasar data seismik, gunung masih mengalami gempa tremor terus-menerus dengan amplitudo enam milimeter hingga 32 milimeter dengan tremor dominan 28 milimeter. Selain itu, juga terjadi hujan pasir halus hitam di sekitar PPGA di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon.

Sementara itu, volcanic explosivity index (VEI) atau skala pengukuran relatif dari besarnya letusan gunung berapi masih terpantau 1 hingga 2 VEI. "Rekomendasi kami, masyarakat tetap berada di luar radius tiga kilometer dari puncak aktivitas, dan wajib menggunakan masker jika bepergian ke luar rumah," katanya.
    
Hujan abu vulkanik tebal itu membuat petugas BPBD terus memantau intensif perkembangan Raung dari PPGA Raung. Kepala BPBD Banyuwangi, Kusiyadi; bersama Dandim 0825 Banyuwangi, Letkol (Inf) Mangapul Hutajulu, datang meninjau langsung ke PPGA Raung. "Warga tidak perlu panik, karena abu vulkanik hanya terbawa arah angin," ujar Kusiyadi.
    
Abu vulkanik yang ditimbulkan aktivitas vulkanik Gunung Raung pada Jumat siang (10/7) membuat kenyamanan warga terganggu. Tidak sedikit pengendara roda dua yang harus memakai kacamata dan masker penutup demi menghindari hujan abu tersebut.

"Rasanya perih dan panas kalau mengenai mata," ujar Arbuang, 51, warga Desa Balak, Kecamatan Songgon.
    
Abu vulkanik akibat letusan Gunung Raung itu terjadi sejak Jumat pagi (10/7). Asap bercampur material pasir vulkanik berwarna kelabu tebal dan membumbung tinggi ke arah tenggara. Tetapi, pada Jumat siang arah angin berbelok ke arah selatan. Akibatnya, hujan material vulkanik Raung menyebar ke berbagai daerah di beberapa kecamatan di Banyuwangi.
    
Material abu vulkanik Raung terparah terjadi di wilayah kaki Gunung Raung, yakni Desa Sumberarum, Sragi, Bayu, Sumberbulu, dan Songgon. Ketebalan material abu vulkanik di Desa Sumberarum tampak kasat mata. Tidak hanya di teras rumah penduduk, tapi juga di jalan raya.

"Hari ini (kemarin ) parah dibanding empat hari lalu," ujar Eris Setyawan, 23, salah seorang pemuda Desa Sumberarum. (ddy/c1/abi)

 


BANYUWANGI - Meski menyemburkan abu vulkanik, kondisi Gunung Raung masih aman. Hal itu disampaikan kepala Sub Bidang Penyelidikan, dan Pengamatan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News