Ada Daerah Belum Terpenuhi Akses Air Minum Layak

Ada Daerah Belum Terpenuhi Akses Air Minum Layak
Plt Sekjen Kemendagri Hari Prabowo membuka "Workshop Kebijakan dan Strategi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Dalam Perencanaan Daerah" untuk wilayah Regional II di Uluwatu, Bali pada 10-13 Oktober. Foto: Ken Girsang/JPNN

jpnn.com, DENPASAR - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2017 mencatat capaian pemenuhan akses terhadap air minum layak bagi masyarakat di seluruh Indonesia baru mencapai 84 persen.

Sementara untuk sanitasi layak 70,7 persen dan akses sanitasi dasar baru mencapai 12,4 persen.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Sekjen Kemendagri) Hari Prabowo, capaian tersebut perlu ditingkatkan.

Agar target pemerintah memenuhi akses air minum dan sanitasi terhadap seluruh rakyat Indonesia pada 2019 mendatang bisa terwujud dengan baik.

Karena itulah kemudian Kemendagri lewat Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Ditjen Bangda) menggelar "Workshop Kebijakan dan Strategi Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Dalam Perencanaan Daerah" untuk wilayah Regional II di Uluwatu, Bali pada 10-13 Oktober.

"Tujuan workshop ini untuk melihat kembali realisasi yang dicapai. Kan RPMJN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2015-2019 sudah berjalan tiga tahun, tinggal dua tahun lagi. Pemenuhan akses terhadap air minum layak dan sanitasi ini merupakan urusan wajib bag daerah," ujar Hadi usai membuka Workshop di Uluwatu, Bali, Selasa (10/10) malam.

Menurut Hadi, dalam workshop nantinya dilihat apa yang menjadi kendala daerah melaksanakan pemenuhan akses air minum layak dan sanitasi.

Apakah karena anggaran sehingga daerah tidak dapat memenuhinya atau hal-hal lain.

Sanitasi layak 70,7 persen dan akses sanitasi dasar baru mencapai 12,4 persen.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News