Ada Dampak Fisik dari Patah Hati, Australia Mencoba Temukan Obatnya

Dokter spesialis jantung di Adelaide, Gao-Jing Ong, mengatakan kondisi patah hati ini biasanya disebabkan karena stres emosional atau fisik yang sangat kuat seperti "ketika seseorang ditinggal orang yang dicintai atau saat putus dari hubungan."
"Tetapi pasien juga bisa mengalami hal ini saat gembira, seperti ketika menang lotre atau diterima di pekerjaan baru."
Dr Ong mengatakan penderita kondisi ini sebenarnya lebih banyak dari yang diperkirakan orang.
"Diperkirakan penderitanya sekitar 2 persen dari seluruh pasien yang datang ke rumah sakit dengan dugaan serangan jantung," katanya.
Namun, jumlahya lebih tinggi di kalangan perempuan lanjut usia, karena 'Takotsubo' ditemukan di sekitar 10 persen dari pasien yang ke rumah sakit karena serangan jantung.
'Takotsubo' kadang diduga sebagai serangan jantung, namun Dr Ong mengatakan perbedaannya adalah dengan melihat bilik jantung sebelah kiri.
Dia mengatakan bilik jantung itu akan membesar seperti gurita, karena itu nama sindrom ini diambil dari bahasa Jepang 'Takotsubo'.
Uji coba obat
Kondisi patah hati bisa berakibat fatal namun sampai sekarang belum ada obat yang bisa menanganinya.
Studi terbaru menemukan patah hati bukan sekadar kondisi psikologis, tapi ada dampak fisik saat sedang sedih yang mendalam
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya